BULUKUMBA||Legion News – Banyaknya akun media sosial (Medsos) anonim atau palsu, yang menyampaikan informasi hoax dan pesan provokasi, membuat pendukung para paslon saling ‘berbenturan’.
Hal tersebut membuat suasana pemilihan kepala daerah (Pilkada) kehilangan muruah. Karena sejatinya Pilkada adalah pesta rakyat.
Seharusnya, rakyat bisa memilih pilihannya sendiri, tanpa ada intervensi ataupun paksaan dari pihak tertentu.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Harapan Baru (Andi Muchtar Ali Yusuf-Andi Edy Manaf), Andi Echa, Selasa 8 September 2020.
Menurut Andi Echa, seluruh paslon memiliki niat baik untuk membangun Bulukumba.
Maka tidak etis jika niat baik tersebut harus disosialisasikan dengan membenturkan warga.
“Harapan kita Pilkada ini berjalan damai. Mari kita sama-sama sosialisasikan paslon kita dengan cara-cara yang baik,” kata Andi Echa.
Ia juga berharap masyarakat jeli dalam memilah informasi di media sosial, agar tidak terjebak dengan informasi hoax.
Pasalnya, ia mengaku tak dapat menjamin akun-akun palsu tersebut dapat dihentikan dengan mudah.
Olehnya masyarakatlah yang harus diedukasi, agar dapat memilah informasi yang begitu mudahnya diakses di era 4.0 ini.
“Kritik boleh, itu hak. Tapi kalau sudah melakukan provokasi, menyebarkan informasi hoax, itu yang tidak baik. Sama-sama jaki semua orang Bulukumba, para kita-ji,” jelas dia.
Di internal Harapan Baru sendiri, ia mengaku telah meminta seluruh tim untuk tidak menjelekkan paslon lain.
Ia meminta simpatisan untuk fokus menyosialisasikan program Andi Utta-Edy Manaf, jika terpilih di Pilkada Bulukumba 2020.
“Jadi jika ada di medsos yang mengatasnamakan Harapan Baru, dan menjelekkan paslon lain. Saya pastikan itu bukan kami,” tegasnya.
Ditempat lainnya Gerakan Masyarakat Peduli Anti Hoax, Moh.Taufiq, yang juga penggiat media sosial mengatakan jelang pemilihan kepala daerah, 9 Desember 2020 mendatang sebaiknya pihak kepolisian dalam hal ini Subdit Cyber Polda Sulsel agar segwra melakukan langkah patroli cyber
Terutama di grup-grup Facebook Pilkada banyak berseliyuran akun fake (Palsu) dengan menggunakan nama-nama berakronim, ini harus di tindak tegas, kita tau bersama kepolisian punya peralatan yang canggih dapat mendeteksi keberadaan akun-akun fake tersebut
Diharapkan Kapolda Sulsel yang baru, Irjen Pol Drs Merdisyam, mengambil langkah tegas, hasil kajian lembaga kami bahwa ada 2 Kabupaten (Bulukumba-Lutim) dan 1 Kota (Makassar) banyak bertebaran akun-akun fake di media sosial Facebook 3 bulan jelang pemilihan kepala daerah di Sulsel, Tutup Taufiq.(Let)