LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Pada momen Hari Guru Nasional dan Hari Disabilitas Internasional, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan memberikan penghargaan kepada Kepala Sekolah Inovatif, Guru Penggerak dan juga siswa berprestasi.
Penghargaan tersebut diberikan di sela-sela acara Gelar Karya dan Pameran Kewirausahaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang diadakan di SLB Negeri 1 Pembina Makassar, Senin (11/12/2023).
Mewakili Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Bidang Pendidikan Khusus Layanan Khusus Bahasa dan Sastra Daerah (PKLK BSD) Andi Mashari, S.Pd., M.Si didampingi Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SLB Sulsel Faizal Syarif, S.Pd., M.Kes dan Cabang Dinas Wilayah 1 Muhammad Hamran, S.Pd., MM.
Penghargaan tersebut diberikan masing-masing kepada, Andi Hamjan, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah Inovatif (SLBN 1 Makassar), kemudian penghargaan untuk Guru Penggerak diberikan kepada;
1. Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd, Guru SLBN 1 Makassar
2. Indrayati, S.Pd., M.Pd.GR, SLBN 1 Makassar,
3. Haerun AT, S.Pd.,M.Pd, SLBN 1 Sinjai
4. A Muhammad Rusli, S.Pd., M.Pd SLBN 1 Bulukumba,
5. Fahrul, S.Pd (SLBN 1 Pinrang) dan Abdullah, S.Pd SLBN 1 Takalar.
Penghargaan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan juga diberikan kepada siswa berprestasi di antaranya:
1. M. Andry, SLB C YPPLB Makassar, meraih juara 1 tingkat nasional untuk lari 100 meter.
2. Erlangga, SLB YPP Bajeng Raya, juara 2 tingkat nasional untuk lempar turbo.
3. Disrah,SLBN 1 Soppeng Juara Harapan 1 Bocce tingkat nasional.
4. Neyda Angela, SLB Rajawali Makassar
5. Masyita, SLBN 1 Makassar Juara 1 Hifzil Quran 20 Juz se kota Makassar.
Pencapaian kepala sekolah, para guru dan siswa itu mendapat apresiasi dari semua pihak, salah satunya Ketua MKKS SLB Sulsel Faizal Syarif.
Menurutnya, capaian yang diraih oleh kepala sekolah, guru dan para siswa, tak lepas dari kerja keras mereka dan juga dorongan dari semua pihak.
“Ini menandakan bahwa di SLB itu, proses Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila berjalan dengan baik. Karena sejumlah prestasi dari kepala sekolah, guru dan siswa SLB telah ditorehkan, naik itu tingkat nasional bahkan tingkat internasional,” terangnya.
“Bahkan di SLBN 1 Pembina Makassar itu terpilih oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pihak Pertama (PH 1) SLB bidang Tata Busana,” jelas Faizal yang juga Kepala UPT SLBN 1 Parepare ini.
“Ini artinya, untuk mengantongi sertifikasi keahlian bidang tata busana, khususnya SLB se Indonesia, mendapatkannya harus di SLBN 1 Pembina Makassar,” tambahnya.
“Tentu ini semua menjadi kebanggaan kita bersama. Untuk itu kami di MKKS SLB Sulsel tentu mendorong semua SLB untuk berprestasi dengan mengusulkan ke pimpinan untuk pemberian reward dan panishment bagi mereka yang berprestasi,” tutupnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Dr Andi Ibrahim, S.Pd., M.Pd menyatakan kegembiraannya atas pencapaian dari para guru dan siswa di SLB.
“Mereka yang berkebutuhan khusus ternyata menyimpan berlian yang membanggakan Provinsi Sulawesi Selatan. Namun ini kurang bergema, karena tidak diketahui oleh masyarakat,” ucapnya.
“Untuk itu, saya berpesan kepada sekolah-sekolah agar dapat bermitra dengan media, sehingga emas dan berlian yang terpendam itu dapat dimunculkan di permukaan. Dan secara otomatis masyarakat dan pemerintah akan memberikan apresiasinya kepada pihak sekolah,” ungkapnya lagi.
Andi Ibrahim yang akrab disapa Puang Ibe juga menambahkan bahwa P5 yang diadakan bukan semata pameran dan gelar karya, namun secara umum harus masuk ke esensi profil pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, ber kebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.
Bahkan ia juga menjelaskan untuk pola ajar dan pola pengembangan para guru itu harus memiliki ATM.
“Apa itu ATM ? Amati Tiru dan Modifikasi. Jadi pola ajar yang baik harus kita amati, kemudian tiru dan selanjutnya kita modifikasi untuk kita terapkan kepada para siswa kita,” terangnya.
“Karena tujuan pendidikan nasional adalah bagaimana mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutupnya. (*)