MAKASSAR||Legion News – Kota Makassar dalam waktubdekat ini akan segera memiliki ikon baru, saat ini pembangunan tol layang pettarani telah tahap penyelesaian pembangunannya, Senin,(31/8/2020)
Jalan tol layang yang akan dibangun sepanjang 4,3 km ini, memiliki nilai investasi sekitar Rp 2,2 triliun dengan masa kontruksi selama 22 bulan tanpa adanya pembebasan lahan
Pembangunan tol layang ini juga ditujukkan sebagai penambahan lingkup Jalan Tol Ujung Pandang Seksi I & II (PT BMN), Jalan Tol Layang AP Pettarani (Seksi III) yang dibangun di atas jalan nasional A.P. Pettarani.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Tol Layang AP Pettarani Makassar ditargetkan selesai tepat waktu dan beroperasi pada September 2020.
Saat ini progres pembangunan tol layang pertama di Makassar, Sulawesi Selatan, yang juga disebut Jalan Tol Ujung Pandang Seksi 3 ini telah mencapai 85 persen.
Menurut Basuki, keberadaan jalan bebas hambatan ini akan menjadi jalur logistik. Selain itu, juga jalan tol layang menghubungkan pusat kota Makassar dengan Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar New Port, Bandara Sultan Hasanudin, dan pesisir selatan Sulawesi Selatan.
“Tol Layang AP Pettarani akan menghubungkan New Port, Pelabuhan Soekarno-Hatta, dan Bandara Sultan Hasanudin, langsung nanti untuk ke pesisir selatan Sulawesi Selatan,” kata Basuki melalui konferensi video, Minggu (17/5/2020).
Proyek ini dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya Beton Tbk (Wika Beton) dan Nippon Koei Co., Ltd. dalam Operasi Bersama PT Indokoei International dan PT Cipta Strada selaku Konsultan Supervisi, serta PT Virama Karya yang bertindak sebagai Konsultan Pengendali Mutu Independen.
Direktur Utama Wika Beton Hadian Pramudita mengatakan, pembangunan dilaksanakan sejak April 2018.
“Sebuah proyek besar dan prestisius karena kami mengerjakan secara lengkap dari desain produksi, instalasi, hingga finishing,” ucap Hadian.
Adapun titik awal tol berada di akhir Jalan Tol Seksi II, tepatnya di Persimpangan Jalan Urip Sumoharjo.
Kemudian melewati Persimpangan Jalan Boulevard Panakkukan, Jalan Hertasning dan berakhir sebelum Persimpangan Jalan Sultan Alauddin.
Dengan tersambungnya tol layang ini dengan tol eksisting, maka seluruh ruas tol Seksi I-III akan berubah menjadi sistem operasi terbuka dengan total panjang 10,4 kilometer.
Hadian berharap, keberadaan tol ini akan menjadi solusi serta tengara baru Kota Makassar.
Dengan adanya tol layang, nantinya bisa menjadi solusi dan manfaat serta dapat jadi ikon baru Kota Makassar. (*)