LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Belakangan ramai desakan dari Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM agar para calon presiden (Capres) seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo masuk ke kampus untuk digelar debat dan dialog publik program visi dan misi para capres itu
Ketua KPU RI, Hasyim Asyari, angkat bicara. Karena itu, kata Hasyim, maka Anies, Ganjar dan Prabowo masih bebas silaturrahim, diskusi dan debat dengan siapa pun, dan bertempat di mana saja.
“Termasuk di dalam kampus. Aktifitas tersebut tidak masuk kategori pelanggaran pemilu,” pungkas Hasyim. Kamis (24/8/2023)
“Saat ini masih bulan Agustus 2023 dan belum masuk tahapan pendaftaran bakal pasangan calon Pilpres 2024,” tutur Alumnus FH Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu
Sebelumnya Universitas Indonesia (UI) disebutkan bakal menggelar debat dan diskusi bagi Calon Presiden (Capres) namun belakangan pihak UI belum memberi Kejelasannya.
Namun beda dengan Universitas Hasanuddin Makassar justru, Kampus terbesar di Indonesia timur itu siap memfasilitasi debat dan dialog politik kepada para Capres itu.
Kepala Bagian Humas Unhas, Ahmad Bahar, mengatakan Unhas siap mengundang para calon presiden 2024 kelak. Untuk memberi kesempatan bagi warga kawasan Indonesia Timur mengetahui visi dan misi peserta Pilpres.
Sebagai informasi, saat ini ada tiga bakal capres favorit yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
“Rektor Unhas terbuka dan siap. Apalagi kalau ketiga calon ini sudah ditetapkan oleh KPU untuk siap berpartisipasi agar para calon ini kita bisa visinya ke depan, termasuk visi kependidikan,” kata Ahmad di Makassar, saat dihubungi Sabtu siang (26/8/2023).
Debat dan diskusi politik ini, kata Ahmad, dilakukan agar masyarakat khususnya di kawasan Indonesia Timur mengetahui visi dan misi, khususnya pada bidang pendidikan dan riset.
“Sehingga pendidikan dan riset Indonesia bisa unggul di dunia. Ini yang kami lihat. Karena SDM kita unggul-unggul semua. Kemudian memajukan pendidikan di Indonesia Timur yang bisa setara dengan kawasan-kawasan lainnya,” jelasnya.
Ahmad menuturkan bahwa setiap perguruan tinggi harus pada posisi netral dalam momentum Pilpres mendatang.
“Saya kira dari awal kampus itu harus netral sebagai lembaga pendidikan. Kita hanya memfasilitasi dan menawarkan pemikiran yang ada di kampus. Tapi, kampus sebagai institusi pendidikan harus bersikap netral dalam pemilu,” kata dia. (LN/detik)