LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Ditengah penolakan Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Kecamatan Tamalanrea salah satu NGO, Concern and Transfarency (ConTRa) Sulsel, menyampaikan bahwa pihak nya telah melakukan investigasi di Kelurahan Parangloe. Menurutnya warga sangat antusias menyambut rencana pembangunan PSEL ini.
Hal itu disampaikan Yacoeb AR, selaku Ketua NGO ConTRa Sulsel dalam pesan rilisnya ke awak media. Kamis (27/7/2023).
Menurut penilainya dibutuhkan dukungan warga sekitar rencana lokasi penempatan pembangunan PSEL di Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, guna menyukseskan program Pemkot Makassar ini.
“Nah, dari investigasi yang kami lakukan di Kelurahan Parangloe warga sangat antusias menyambut rencana pembangunan PSEL ini, termasuk Ketua RW setempat,” terangnya.
“Kami menilai Kelurahan Parangloe layak jadi lokasi PSEL Makassar,” tambah Yacoeb, Kamis (27/7/2023).
Rukun Warga (RW) dimaksud adalah Amran yang merupakan Ketua RW 5, Kelurahan Parangloe.
Yacoeb menyarankan kepada Pemkot Makassar untuk fokus dalam persiapan pembangunan PSEL Makassar.
“Pemkot Makassar harus fokus persiapkan pembangunan PSEL Makassar, soal kelayakan lokasi kita serahkan kepada Pemkot Makassar yang menilai layak tidaknya. Kita serahkan kepada Pemkot Makassar lokasi yang tepat dan saya kira Pemkot Makassar lebih tahu melalui kajian yang matang. Mari kita dukung penuh program nasional ini,” jelasnya.
Terpisah, Komisi C DPRD Makassar telah menerima perwakilan warga di Kecamatan Tamalanrea dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) diruang rapat badan anggaran DPRD Kota Makassar. Mayoritas Fraksi yang hadir menolak PSEL di kawasan pendidikan itu.
Hasil dari RDP itu oleh Ketua Komisi C Sangkala Sadiko, dari Fraksi PAN, memerintahkan kepada pihak pemerintah kota Makassar, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam RDP selanjutnya menghadirkan Panitia Seleksi Mitra KSPI-PSEL dan Ahli/Pakar yang terlibat didalam Beauty Contes.
“Saya minta, Pak Kadis DLH dalam RDP berikut nya hadirkan Panitia Seleksi Mitra KSPI-PSEL dan Ahli/Pakar yang terlibat didalam Beauty Contes, untuk mereka memberikan penjelasannya kehadapan seluruh fraksi yang ada di DPRD,” tutur Ketua Komisi C DPRD Makassar itu.
Senin (3/7/2023) lalu. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar, Muh Ansar, menuturkan, saat ini progres pekerjaan yang melibatkan investor asing ini akan memasuki tahap studi dokumen melalui konsultasi dan uji publik.
Hal itu disampaikannya pada acara serah terima dokumen hasil proses tender dari panitia kepada Wali Kota Makassar di Balai Kota Makassar.
Sebanyak tiga dokumen diserahkan secara langsung kepada Ansar yang hadir mewakili Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto.
“Tadi siang penyerahan dokumen hasil proses tender PSEL yang ada di Kota Makassar, masih tiga besar. Itu diserahkan langsung dari panitia dan tim yang mendampingi kepada wali kota dalam hal ini saya mewakili Bapak Wali Kota untuk menerima dokumennya,” jelas Ansar.
Ia menjelaskan, Pemkot Makassar selanjutnya akan mulai melakukan konsultasi kepada konsultan proyek PSEL Kota Makassar, diantaranya Kejaksaan Negeri Makassar, Kejaksaan Tinggi Sulsel, BPKP, Kemenko Marves, dan Kepolisian Daerah Sulsel.
“Besok kita mulai jalan di publik, dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang menjadi pendamping dari pada proyek ini, semua yang ada di dokumen ini akan kita konsultasikan. Mudah-mudahan semua sudah terpenuhi agar prosesnya bisa lancar setelah itu kita berharap panitia yang didampingi tim ahli segera merekomendasi ke Bapak Wali Kota untuk segera diproses,” urainya.
Studi tersebut, kata dia, untuk mempelajari rencana proyek PSEL yang ditawarkan. Di luar dari teknologi terbaik yang ditawarkan, Pemkot Makassar mengutamakan mitigasi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.
“Mitigasi kita betul-betul diperhatikan, ada tim handal yang betul-betul akan memeriksa secara teliti dan detail sehingga sama sekali tidak berdampak ke wilayah sekitarnya termasuk juga pada dampak kondisi lalu lintasnya, dampak lingkungannya, dan sebagainya,” jelas Ansar.
Oleh karena itu, Ansar menuturkan, kehati-hatian pihaknya dalam memeriksa hingga menetapkan pemenang tender proyek PSEL ini. Apalagi, proyek ini, terbilang baru di Makassar, sehingga dampak hingga respon masyarakat perlu diperhatikan.
Kendati demikian, Ansar menuturkan, jika tiada halang dan rintangan, PSEL ini akan menjadi teknologi pengolah sampah terbaik dari 12 PSEL yang sudah ada di Indonesia.
“Karena ini hal yang baru khususnya di Makassar, di daerah lain ada beberapa tapi kita sudah meninjau di beberapa tempat terkait masalah yang ada itu sementara kita menganggap inilah mungkin yang terbaik, dan untuk membuktikan itu kita akan konsultasikan ke pihak tadi,” jelasnya.
Di acara yang sama, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Ferdy Mochtar, menjelaskan, proyek strategis nasional ini ditargetkan rampung akhir tahun ini. Usai pemenang ditetapkan, ground breaking PSEL di Kota Makassar ditarget dapat dilaksanakan enam bulan kemudian.
“Target dokumen yang kami tawarkan kepada masing-masing investor, setelah kontrak kerja sama, maka mereka harus enam bulan atau tahun ini paling lambat Desember itu mereka sudah melakukan proses groundbreaking PSEL,” jelasnya.
Terpisah dalam dialog publik yang digagas Komunitas Pa’Kopi Makassar di Cafe Ardan Masogi, Jalan Perintis Kemerdekaan. Kamis (13/7/2023) lalu. Salah satu Warga Tamalanrea, Perumahan Dosen Unhas Haidir Syam,
Penolakan ini disampaikan dalam Dialog Publik Komunitas Pa’Kopi Makassar, Kamis (13/7/2023). Pada kesempatan itu, salah satu Warga Tamalanrea, Perumahan Dosen Unhas, Haidir Syam, mendesak agar proyek ini tak dilanjutkan Pemkot Makassar.
“Jangan lanjutkan proyek ini. Secara sosial kami belum bisa menerima hal itu,” kata Haidir Syam.
Sementara itu, Pengelola Bisnis Kawasan Parangloe, Bambang Surjantoro yang juga merupakan Perwakilan Tallasa City secara lugas menyampaikan bahwa pihaknya akan merasakan langsung dampak dari proyek PSEL bila diputuskan lokasinya di Kecamatan Tamalanrea.
“Kami mengucapkan terima kasih ke Pemerintah Kota karena sudah mau menghadirkan program ini, tentu sangat baik dalam mengatasi persoalan sampah. Tetapi, kami memohon dengan kerendahan hati agar lokasinya bisa ditinjau ulang,” ujar Bambang.
Menurutnya, keberadaan PSEL ini akan berdampak langsung karena wilayahnya berbatasan langsung dengan kawasan Tallasa City.
Hal yang sama dikatakan H. Nyarang salah tokoh masyarakat Parangloe yang hadir didalam dialog publik itu mengatakan akan terjadi bau busuk menyengat di kawasan perumahan elit di Tamalanrea dan Biringkanaya.
“Bayangkan kalau armada truk jumlah nya ratusan membawa sampah warga Makassar capai ratusan ton itu ke Grand Entarno apa bau busuk nya itu menyengat sampai kawasan perumahan elit di Tallasa City dan Sumarecon,” katanya. (LN/**)

























