LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, DPD Karang Taruna Sulawesi Selatan, Menggelar dialog publik dalam rangka pencegahan dini paham radikalisme. Kegiatan itu berlangsung di Ae Coffe Space Jl. Lamaddukelleng Bunru, Kelurahan Kunjung Mae, Mariso, Makassar. Minggu malam (9/7/2023).
Hadir dalam dialog publik itu dari berbagai kalangan Kampus dan organisasi kemasyarakatan yang ada di kota Makassar dan HPPMI Maros.
Hadir sebagai narasumber Harmansyah, SE Ketua Karang Taruna Sulsel, Ustad. Muchtar Dg. Lau, Ketua FUIB Sulsel, Maulana Yusuf S.PD., SH Presidium Rekam (Relawan Kampus).
Muhammad Zulkifli, ST,. MM Wakil Ketua Bidang Bela Negara Karang Taruna Sulsel, sebagai moderator dalam kegiatan dialog publik itu.
Dialog Kebangsaan mengambil tema, “Peran Aktif Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan Dini Terhadap Penyebaran Paham Radikalisme.”
Muhammad Zulkifli, dalam pembukaan dialog publik itu mengatakan perlunya pemahaman generasi muda terhadap berkembang biaknya paham radikalisme ditengah masyarakat dan kalangan kampus yang belakangan ini.
“Perlunya kehati-hatian masyarakat kita dan kalangan kampus terhadap perkembangan paham radikalisme belakangan ini,” ujar Zulkifli saat membuka forum dialog publik. Minggu malam.
Ketua DPD Karang Taruna Sulsel, dalam dialog itu menyampaikan pesannya agar perlu nya generasi muda pahami bahaya paham radikalisme. Bahwa bila pemahaman radikalisme itu terus berkembang akan menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Dengan berkembangnya paham radikalisme belakangan ini perlunya menjadi perhatian kita bersama. Perlunya edukasi seperti apa yang hari ini dilakukan teman teman DPD Karang Taruna Sulsel,” ujar Harmansyah.
Dia pun berharap agar pemerintah daerah punya peran penting dalam mengedukasi generasi muda agar tidak terpapar paham radikalisme.
Maulana Yusuf, Presidium Relawan Kampus, dalam kesempatan nya itu memberikan penegasan nya, Untuk mengingatkan kepada para mahasiswa lebih berhati-hati dalam memilih organisasi internal kampus.
“Buat adik-adik saya yang saat ini berada di perguruan tinggi (Kampus) untuk lebih berhati-hati dalam mengikuti berbagai kajian baik terkait keagamaan dan kajian-kajian umum yang berorientasi pada tujuan merubah paham Ideologi Pancasila,” tutur alumni Universitas Negeri Makassar (UNM).
Tampil sebagai pembicara akhir, Ustad. Muchtar Dg. Lau, Forum Ummat Islam Bersatu. Dalam materinya dirinya berpesan bahwa radikalisme bukan barang baru. Karena radikalisme motivator dan sekaligus provokator.
“Saya mengambil contoh, dengan dibubarkan nya HTI tentunya mereka tidak serta merta berdiam diri, tentu mereka akan terus bergerak membentuk organ baru, untuk menyampaikan dongkrin organisasi nya,” beber Ketua Gerakan Masyarakat Anti Radikalisme.
“Jadi, Terorisme dan Radikalisme bagaikan mata rantai yang tidak bisa dipisahkan, punya suatu tujuan. Jadi seseorang yang telah terpapar radikalisme, sulit untuk diubah karena itu tadi dongkrin pemahaman yang sudah tertanam,”
Muchtar Dg Lau yang juga Ketua Gerakan Masyarakat Anti Radikalisme, mengatakan seseorang yang telah ter dongkrin langkah selanjutnya adalah tindakan (Teroris).
“Seseorang yang telah ter dongkrin selanjutnya menjalankan tugasnya, melakukan tindakan (teroris), misalkan dengan melakukan tindakan bom bunuh diri seperti diarahkan oleh sang mentor,”
Muchtar Dg Lau mengatakan untuk mencegah Radikalisme perlunya edukasi berupa kegiatan dialog atau dalam bentuk diskusi publik ataupun seminar kebangsaan tentang kampanye deradikalisasi baik ditengah masyarakat maupun dikalangan kampus perlunya pemahaman 4 Pilar kebangsaan. (LN)