Oleh : Taqwa Bahar
Wakil Ketua Pemuda ICMI Sulsel
LEGIONNEWS.COM – OPINI, Hari Raya Idhul Adha yang dirayakan sebagai wujud dari implementasi Qurban atas harta yang dimiliki memiliki sejarah yang panjang. Jika menelusuri kisahnya, hari raya Idhul Adha merupakan bagian dari skenario Allah SWT untuk menguji keimanan Nabi Ibrahim AS.
Disebut sebagai hari raya kurban karena dalam kisah yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Ismail semakin meneguhkan keyakinan untuk berkurban materi dan segalanya yang sangat bernilai dalam kehidupan manusia.
Kurban diambil dari bahasa Arab yang berasal dari kata Qariba yaqrobu qurbanan yang berarti mendekat. Artinya bahwa kurban bermakna sebagai ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana yang dicontohkan Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah untuk menyembelih darah dagingnya sendiri. Tidak ada ketaatan yang bernilai pahala selain mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjalankan perintahnya
Nabi Ibrahim mendapatkan Cobaan yang begitu berat, dimana Anaknya Ismail AS akan dikurbankan atas perintah Allah SWT. Tentu dengan berbagai pertimbangan dan Keimanan Nabi Ibrahim serta Keikhlasan Nabi Ismail. Dengan kedua pegangan tersebut, Iman dan Ikhlas sehingga ujian berat dari Allah SWT dapat dilalui dengan penuh dramatis. Dan Disinilah asal muasal Hari raya Idul Adha yang kemudian diharuskan semua umat islam untuk melaksanakan kurban dengan menyembelih hewan ternak berupa sapi dan kambing, yang sudah menjadi tradisi di Indonesia setiap kali perayaannya.
Pelaksanaan kurban khususnya waktu penyembelihan dilakukan pada 10 Dzulhijjah dan setelahnya disebut dengan tiga hari tasyrik 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dalam prakteknya, kurban harus dibarengi dengan niat yang tulus, ikhlas dan senantiasa mengharapkan ridho dari Allah SWT. Berkurban bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan jika masih dibayang-bayangi oleh kepentingan duniawi. Dan terkadang manusia selalu merasa berat hati dengan hal ini, karena belum sepenuhnya dapat berbuat ikhlas dan tidak pandai bersyukur atas apa yang dimilikinya.
Harta benda yang dimiliki hanyalah titipan Allah yang suatu waktu akan diambil kembali, namun masih saja ada manusia yang serakah padahal ia sudah lebih dari berkecukupan. Selalu berat dalam melaksanakan qurban, selalu diperhadapkan dengan berbagai pertimbangan pertimbangan sebelum menyisihkan hartanya untuk berbagi dihari Idul Adha.
Keihlasan tidak terlepas dari niat untuk mendapatkan pahala, apalagi filosofi dari hewan kurban itu sendiri di setiap aliran darahnya yang belum menyentuh tanah terhitung pahala bagi orang-orang yang mau berkurban dijalan Allah SWT.
Oleh sebab itu, Idul Adha tidak hanya memberi spirit untuk berkurban dijalan Allah SWT, akan tetapi permaknaan dari Idul Adha seharusnya di dudukkan dalam konteks yang lebih spesifik tentang keindonesiaan dimana pentingnya berkurban jiwa dan raga untuk menjaga kedaulatan NKRI.
Seperti halnya Idul Adha kali ini, terdapat dua waktu pelaksanaan yang berbeda, dimana keputusan pemerintah yang Menetapkan pelaksanaan Idul Adha pada Kamis 29 Juni 2023, berbeda dengan Ijma sebagian para Ulama yang menetapkan Sholat Idul Adha dilaksanakan sehari lebih cepat dari keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama.
Dengan perbedaan yang hadir selalu disalah artikan oleh orang-orang yang senang dengan adanya pertentangan. Disebut sebagai sebuah pertentangan jika ada yang berbeda, padahal pada prinsipnya semua perbedaan tidak seharusnya dijadikan sebagai masalah yang mesti diselesaikan dengan perdebatan yang ujungnya akan memecah belah Umat, Bangsa, dan Negara. Cobalah melihat perbedaan ini dari berbagai kacamata baik dari sudut keilmuan Fiqhi dan Ushul Fiqhi yang berguna sebagai penetral jika ada yang masih mempertentangkan perihal syariat, dan jadikan perbedaan sebagai nikmat sebab perbedaan itu ada karena manusia secara universal merupakan individu yang berbeda dilihat dari spek Identitasnya, Suku, Agama dan Ras dan untuk mengawal perbedaan yang harmonis ini dari masa ke masa maka dibutuhkan pengorbanan harta, jiwa dan raga untuk menjaganya.
Selamat Idul Adha 1444 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin