LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Wah, Gawat! Dugaan adanya calo dalam seleksi Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) di salah satu kabupaten Provinsi Sulawesi Selatan mulai terkuak.
Dengan adanya dugaan calo diseleksi calon komisioner KPU di Sinjai. Hal yang sama juga mungkin saja bisa terjadi secara masif di kabupaten-kota lainnya di wilayah provinsi Sulawesi Selatan.
Dugaan adanya calo komisioner KPU itu diungkap oleh Jumardi salah satu eks calon komisioner KPU asal Sinjai.
- Baca juga:
Langgar PP No. 54 Tahun 2017: Saksi Ahli Sebut Danny Pomanto tidak Berhak Menerima Asuransi
Menurutnya percaloan itu terjadi saat memasuki 20 Besar dari hasil tes Computer Assisted Test (CAT) dan Psikologi yang diikuti 50 peserta. Diduga menurut Jumardi sarat kepentingan.
Dia pun kecewa atas kinerja Tim Seleksi calon komisioner KPU Sinjai diduga tidak independen.
Ia pun menegaskan dari 20 besar peserta yang lolos beberapa diantaranya diduga direkomendasikan dan dititip oleh calo untuk memuluskan langkah serta melenggang ketahap selanjutnya.
Anehnya lagi, kata Jumardi ada jatah-jatahan yang direkomendasikan oleh calo tersebut.
“Ada sistem jatah-jatahan terstruktur yang dilakukan oleh tim seleksi calon komisioner KPU Sinjai yang diduga dimainkan oleh calo,” ujarnya kepada media, Senin petang (26/6/2023).
Jumardi menceritakan bahwa awal mendaftar sebagai calon komisioner KPU Sinjai, Ia diberi rekomendasi oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk membangun komunikasi melalui jalur kelembagaan tersebut. Namun, dalam perjalanannya salah satu Tim Seleksi (Timsel) berinisial IS diminta untuk berkomunikasi kepada seseorang berinisial NA.
Dari arahan IS tersebut, dirinya mulai melakukan komunikasi dengan NA. Alhasil, saat dilakukan treking identitas person ternyata NA bukanlah timsel calon komisioner KPU Sinjai melainkan diduga sebagai calo komisioner untuk meloloskan jatah masuk ke 20 besar.
Menurut Jumardi, hal ini pula dikuatkan oleh salah senior di HMI yaitu Dr. Ir. Natsar Desi yang mengaku bahwa ada 4 slot yang dimiliki salah satu Tim Seleksi Komisioner KPU Sinjai yakni IS.
“Setelah saya konfirmasi, ternyata benar ada 4 slot jatah IS yang berasal empat orang yang diduga calo berinisial NA, MH, AS, dan MN,” bebernya
Selanjutnya kata Jumardi, Ia kembali meminta kepada senior HMI (Natsar-red) agar berkomunikasi kepada IS agar mempertanyakan alasan dirinya tak lolos ke 20 besar. Jawabannya, dari 10 kader HMI yang diperjuangkan peserta calon komisioner atas nama Jumardi masuk perangkingan 7 sehingga tidak bisa lolos.
“Kalo seperti ini sistem perekrutan calon Komisioner KPU Sinjai yang dijalankan oleh Timsel maka yakin dan percaya penyelenggaraan demokrasi akan pincang dan berpihak sehingga nilai-nilai independensi pudar dengan sendirinya,” ungkapnya.
Olehnya itu, Jumardi berharap agar Timsel calon Komisioner KPU Sinjai benar-benar independen dan bersih dari praktek-praktek yang tidak benar dan menghindarkan diri conflict of interest (konflik kepentingan) karena ini bisa berdampak pada pelaporan kode etik dan hukum.
Sehingga, IS disarankan untuk segera mengundurkan diri dari posisinya sebagai tim seleksi calon Komisioner Kabupaten Sinjai agar tidak menabuh kotoran dan percikan ketidakadilan pada penyelenggara yang terpilih.
“Kami meminta KPU RI dan Komisi II DPR RI agar turun tangan dan bersikap tegas terhadap timsel di Sulsel. Kita ingin agar proses berdemokrasi kita benar-benar sehat dan tidak dikotomi dengan kepentingan jahat,” pintanya.
Dikutip dari berbagai sumber portal berita online salah satu Tim Seleksi Komisioner KPU Sinjai berinisial IS yang dikonfirmasi via WhatsApp enggan menjawab dan memilih bungkam. (LN/Asrianto)