LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Aparat kepolisian mengamankan para demostran Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang merupakan Underbouw pro teroris Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
“Para pelaku demonstran itu tak memberitahu kan rencana aksi mereka pada hari ini Senin sore 1 Mei di kawasan playover jalan Urip Sumohardjo Km.4 Makassar Sehingga pihak kepolisian mengambil langkah pengamanan agar tidak terjadi bentrok. Mengingat pada siangnya pihak mahasiswa Papua mengaku tidak akan menggelar aksi. Tapi kenyataannya sore hari nya malah menggelar aksi,” kata Muhammad Zulkifli. Selasa (2/5)
Ketua Brigade Muslim Indonesia (BMI) ini mengatakan, mereka AMP yang merupakan organisasi sayap OPM untuk diberikan ruang untuk mendukung Papua Merdeka.
“Malam sebelum peringatan hari buruh, Anggota BMI mendapat info bahwa mahasiswa asal Papua akan kembali melakukan aksi mendukung teroris KKB Papua, Agar Papua merdeka dan lepas dari NKRI. Aksi itu sengaja digelar di momen hari buruh internasional satu mei dengan cara menduduki monumen Mandala,” beber Zulkifli.
“Lalu anggota BMI kemudian berkoordinasi dengan aparat kepolisian meminta agar supaya mereka AMP tidak untuk turun karena itu adalah aksi yang bertujuan merongrong NKRI, dan pasti akan menciderai aksi buruh,” imbuhnya.
Diketahui Senin pagi sekitar pukul 09.30 WITA Anggota BMI sudah berada sekitar 200 meter dari asrama Papua dan telah menyampaikan bahwa untuk tidak turun aksi menentang Pemerintah untuk melepaskan diri dari NKRI.
“Kita bersyukur aparat menunjukkan upaya kerasnya untuk mengingatkan saudara saudara kita agar tidak melakukan aksi yang mungkin akan memicu reaksi untuk melakukan aksi bela negara, tetapi sepertinya mereka tidak memperdulikan himbauan aparat dan tetap mencari cara untuk tetap keluar,” katanya.
Diketahui organisasi sayap mahasiswa pro Papua merdeka hendak keluar dari asrama dan menduduki Monumen perebutan Irian barat (Mandala). Lantas 2 anggota BMI mendatangi asrama mahasiswa dalam rangka mengingatkan organisasi sayap OPM itu agar tidak melakukan aksi melawan Pemerintah.
“Setelah 2 anggota BMI hendak meninggal asrama Papua ternyata salah satu mahasiswa pro Papua merdeka tidak terima lalu kemudian keluar membawa parang, kayu dan Ketapel. Mengetahui itu kemudian mengambil langkah awal untuk menunjukkan sikap mengalah yaitu mundur untuk berusaha menghindar,” ujar Zulkifli.
“Tetapi karena mereka sudah keluar agak jauh melewati batas yang di musyawarahkan kemudian adik adik bereaksi untuk menggiring mereka kembali kedalam asrama sehingga rencana aksi mereka pun gagal, dalam walau ada sedikit ketegangan tetapi tidak tidak ada kontak fisik,” tambah Zulkifli.
“Dan kemarin itu pasca kejadian anggota BMI bertemu anak Papua yang tinggal di asrama disalah satu cafe di Jalan Lanto Daeng Pasewang dan kondisinya sudah aman ternyata mereka mengingkari pernyataannya,” tutup Ketua umum BMI. (LN)