LEGIONNEWS.COM – POLITIK, PDI Perjuangan nampaknya sedang berada di posisi sulit jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Partai berlambang banteng moncong putih, Menghadapi dinamika politik.
Salah satu faktor penyebabnya, kadernya yang saat ini Presiden Jokowi, punya kecenderungan membelot dan punya agenda tersendiri di luar kepentingan PDI Perjuangan.
- Baca juga:
Danrem 172/PWY Tegaskan Tidak Ada Penyisiran Di Yahukimo - Baca juga:
Diduga Rugikan Negara Hingga 1,8 Triliun Rupiah, Aktivis Sultra Akan Laporkan Perusahaan Plat Merah Ini!
Pengamat politik Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menganalisa Joko Widodo justru nampak serius mengusung Ganjar dengan melibatkan Gubernur Jawa Tengah itu di agenda pertemuan politik yang besar. Jokowi secara terbuka memuji petinggi partai yang jadi menteri yang asalnya partai koalisi indonesia bersatu (KIB).
Terbaru, kata Dedi, Jokowi seperti sedang menyiapkan Ganjar maju Pilpres melalui KIB sebagai kendaraan politik.
- Baca juga:
Ancam Buka Kasus Baru, JPU KPK: Selain Kas Tekor, Ada Perjalanan Dinas Fiktif di DPRD Sulsel - Baca juga:
Fakta Persidangan Kasus Suap, Kas DPRD Sulsel Tekor Rp20 Milyar 4 Pimpinan Dewan Patungan
“Jokowi akan mengusahakan keterusungan Ganjar di KIB, Gerindra PKB usung Prabowo Subianto dan koalisi perubahan dukung Anies,” kata Dedi seperti dilansir dari berita politik RMOL, Rabu (8/3).
Dedi melihat, ada semacam upaya yang memiliki kekuatan besar ingin ramai-ramai mengalahkan PDI Perjuangan. Meski demikian, dengan dinamika politik terbaru, bisa jadi PDI Perjuangan usung Puan Maharani sebagai capres.
- Baca juga:
Satpol PP Datangi Kafe Wink, BMI Apresiasi Langkah Cepat Pemkot Makassar - Baca juga:
Video Viral Istri Polisi Mengaduh ke Kapolri Soal Tidak Mampu Sekolahkan Anaknya
“Mengusung Puan Maharani berpasangan dengan siapapun suaranya pasti kalah,” jelas Dedi.
Dengan situasi politik di PDI Perjuangan saat ini, tambah Dedi bisa jadi tiba-tiba mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres. Sebab, Ganjar di berbagai hasil survei menjadi sosok terpopuler.
“Kalau terpaksa (Ganjar) diambil Megawati bukan tidak mungkin Jokowi harus merelakan Ganjar yang dibawah pengaruh Megawati,” tandas Dedi. (**)