Zulhas Sebut Harga Beras Meroket, SYL: Petaninya Dapat Uang

FOTO: Antara/Arnas Padda Buruh mengangkut karung berisi gabah di Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (1/8/2019).
FOTO: Antara/Arnas Padda Buruh mengangkut karung berisi gabah di Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (1/8/2019).

LEGION NEWS.COM – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam diskusi publik Outlook Sektor Pertanian 2023 bersama INDEF, Syahrul memaklumi jika harga beras naik. Baginya kenaikan harga beras justru memberi manfaat ke petani.

“Tapi kalau harga beras naik, tentu saja sekali-kali lah kasih rakyat (petani) uang, iya kan,” kata Syharul, dikutip dari laman YouTube INDEF, Jumat (16/12/2022).

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini menyebut petani akan mendapatkan uang dari kenaikan harga beras.

Dia juga menambahkan bahwa uang tersebut bisa dipakai menyekolahkan anaknya petani, untuk kemudian memutar roda perekonomian Indonesia.

Advertisement

“Kalau harga beras naik dari Rp 2.000 Rp 3.000, petaninya dapat uang. Dia kasih sekolah anaknya. Kalau dia kasih sekolah anaknya, dia belikan baju lah. Tukang jahit dapat jahit. Penjahit putar lagi kasih anaknya makan lah, berputar ekonomi,” jelas SYL.

Namun jika dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara, Syahrul menyebut harga beras Indonesia tergolong murah. Berdasarkan data miliknya, Indonesia berada di posisi ke dua, hanya kalah dari Vietnam.

“Jadi harga paling rendah itu cuma Vietnam di bawah Indonesia. Yang lain di atas, Singapura Rp 26 ribu. Timor Leste Rp 22 ribu. Thailand Rp 17 ribu. Laos dan Malaysia Rp 13 ribu,” tuturn mantan Gubernur Sulsel ini.

Harga beras di Indonesia berdasarkan datanya adalah Rp 12.380/kilogram. Sedangkan harga beras di Vietnam adalah Rp 11.492/kilogram.

Saat ini ongkos produksi pertanian memang sedang naik. Penyebabnya adalah kenaikan harga BBM hingga naiknya harga pupuk tiga kali lipat.

Terpisah Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) saat meninjau aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, Mengatakan Sebenarnya tidak ada yang ingin impor jika stoknya cukup.

Tetapi kata Zulhas beberapa bulan terakhir harga beras terus meroket dan stok Bulog untuk operasi pasar makin berkurang.

“Sebenarnya tidak ada yang ingin impor jika stoknya cukup, tetapi beberapa bulan terakhir harga beras meroket dan stok Bulog untuk operasi pasar makin berkurang, sehingga dibutuhkan segera stok dari luar negeri untuk meredam kenaikan harga beras ini,” kata Zulkifli Hasan, Jumat, 16 Desember 2022.

Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP). (LN)

Advertisement