JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS) Arief Prasetyo Adi beberapa waktu lalu, menyebutkan kondisi cadangan beras pemerintah menipis sehingga harus segera ditambah dengan beras impor untuk mengantisipasi kondisi darurat.
“Cadangan pangan ini harus ada dan tidak dikeluarkan secara bebas, hanya digunakan untuk beberapa kegiatan Pemerintah,” ujar Arief melalui keterangannya pada Selasa, 6 Desember 2022 lalu.
Menteri Koordinator Ekonomi, Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, serta jajaran Kemenko Perekonomian.
Hal itu diketahui dari laman akun twitter milik Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto. Jumat (9/12) malam.
“Kami melaksanakan rapat koordinasi terbatas mengenai ketersediaan pangan menjelang akhir tahun,” tulis Menko Ekonomi itu di akun twitter, Jumat malam.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo @jokowi saat sidang kabinet Selasa kemarin (6/12), pemerintah harus tetap waspada terkait krisis pangan global, khususnya jelang tahun 2023,” tulis Airlangga
Namun dalam unggahan nya itu Airlangga tidak menyinggung terkait rencana pemerintah akan melakukan impor beras yang direncanakan dalam waktu dekat ini.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, pada selasa (6/12/2022) lalu kepada media mengatakan bahwa dalam menangani persoalan pangan ini maka perlu dilakukan koordinasi antara kementerian dan lembaga terkait menjadi sangat penting, Agar setiap kebijakan bisa selaras dan saling mendukung demi kepastian stabilitas harga dan ketersediaan pangan.
Kepala Badan Pangan Nasional pada Selasa lalu,
Arief Prasetyo kemudian menjelaskan bahwa beras impor itu rencananya hanya akan digunakan pada kondisi tertentu seperti, penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya. (LN)