POLITIK – Partai NasDem resmi mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
Dengan mengusung Anies, Partai Nasdem dinilai menyimpan harapan bisa masuk partai tiga besar. Bahkan bisa di posisi pertama menggeser PDI Perjuangan.
“Tentu saja, melalui Anies, Nasdem berharap masuk partai tiga besar. Bahkan bisa saja di posisi pertama,” ujar peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (3/10).
- BACA JUGA:Ā Intelkam Polres Malang Ingatkan Potensi Rusuh ke Panpel Arema FC Minta Perubahan Jam Pertandingan
Akademisi Universitas Ibnu Chaldun ini melanjutkan, Partai Nasdem didirikan pada 2011 dan mulai ikut Pemilu 2014. Dalam debutnya, Nasdem berhasil mendapatkan 8,42 juta suara atau 6,74 persen dari total suara sah nasional
“Partai ini mampu menempatkan 35 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Jumlah tersebut porsinya mencapai 6,25 persen dari total 575 anggota DPR RI,” jelas Dian.
Selanjutnya pada Pemilu 2019, partai yang dipimpin Surya Paloh ini sukses meraih 12,66 juta suara atau 9,05 persen dari total suara sah nasional. Perolehan suara ini mampu mendongkrak perolehan kursi DPR RI Partai Nasdem menjadi 59 kursi, atau 10,26 persen dari total 575 kursi yang ada pada periode 2019-2024.
“Dari angka ini, kita dapat melihat bahwa Nasdem mampu mengkapitalisasi banyak hal. Seperti metafora dari ormas menjadi partai politik. Pada 2014, boleh dibilang bahwa partai besutan Surya Paloh menjadi partai terdepan mendorong Joko Widodo menjadi calon presiden. Dengan tagline Jokowi Presidenku, Nasdem Partaiku. Dan hasilnya bisa dilihat hingga saat ini,” jelas Dian.
Melalui pencapresan Anies Baswedan di Pilpres 2024 nanti, sambung Dian, Nasdem tentu berharap agar mimpi indah pada 2014-2019 dapat terulang.
Di mana, benang merah dari kedua pencalonan itu adalah Nasdem menggunakan format elektoral. Siapa presiden yang masuk tiga besar akan akan mereka dukung dan usung. Di mana pada Pilres 2014-2019, Jokowi selalu top 3. Begitupula dengan Anies Baswedan.
“Terlepas dari cerita manis pilpres di atas, ada persoalan besar yang menjadi pekerjaan rumah Nasdem. Yakni, Nasdem selalu mengambil tokoh dari luar partai. Mereka belum mampu mendorong tokoh internal Nasdem,” pungkas Dian. (Sumber: rmol)