MASAMBA, Legion News Sekertaris pengurus besar kerukunan keluarga luwu raya Dr.Abdul Thalib Mustafa Memantau aktivitas Posko KKLR dan membagi logistik ke lokasi evakuasi penduduk di Masamba, 17/7/2020
Setelah melakukan komunikasi ke beberapa relawan, Pengurus KKLR Balik ke Baebunta lewat jalur Tarbok, Lara, dan Salulemo, baru masuk Masamba. Karena, jembatan Radda kembali ditutup utk pengerjaan ulang dari ancaman runtuh, Ungkap Thalib Mustafa.
Beliau menceritakan betapa susahnya melalui jalur lokasi bencana Padahal dari Radda ke Masamba sisa 3 Km sampai kemudian harus memutar jalur di atas harus menempuh sekitar 35 Km, melalui kampung, membelah jalur kebun dan persawan.
Sehabis menuanikan solat subuh sekertaris KKLR bertemu Muhlis Balanca, koordinator peduli bencana KKLR untuk Lutra, Wil. Masamba dan merekam masalah yg disampaikan. Setelah itu kemudian mendatangi titik lokasi bencana di Bakke, dan Pontakden.
Politisi golkar makassar ini menyebut pasca bencana di masamba Sangat memprihatinkan. Jalan dipemukiman penduduk tertimbun lumpur tebal, sawah dan kebun juga demikian. Rumah penduduk penuh dengan tanah campur pasir. Diperkirakan antara 1 hingga 1,5 meter rumah2 itu dililit oleh tanah dan pasir, luar dan dalam.
Sungai Bakke yg mengalir di samping RS Masamba, penuh berisi tanah dan pasir. Juga Sungai Kula yang membelah Kota Masamba. Akibatnya, air yg biasa mengalir di sungai, sekarang mencari dan mengalir di sela2 pemukiman yg sudah ditinggal mengungsi oleh para pemiliknya.
Sekertaris KKLR menyimpulkan (tiga) pokok masalah yg harus mendapat perhatian dan langkah pemerintah dan seluruh pihak yg ikut prihatin atas bencana banjir Luwu Utara.
Pertama, rehabilitasi dan rekonstruksi Luwu Utara. Ini yg paling berat. Butuh mobilisasi keahlian, teknologi serta biaya besar. meliputi normalisasi sungai, jalan, kampung, dan pemukiman, serta infrastruktur lainnya: layanan air bersih, penerangan, jamban umum, dan layanan kesehatan.
Kedua, memenuhi kebutuhan harian korban banjir. Makan, minum, pakaian, air bersih, dll Hal ini sdh cukup terbantu dengan dukungan dari berbagai pihak. Pemda se Sul Sel Bar dan Tengah, berbagai ormas/lsm. Walaupun belum tentu tentu bisa memuaskan para evakuator. Beberapa kebutuhan yg banyak dikeluhkan : air bersih, perlengkapan ibu dan anak, dan lainnta.
Ketiga, hancurnya sumber mata pencaharian penduduk. Sawah, kebun, areal ternak dan perikanan serta tempat usaha sama sekali lumpuh. Ini juga butuh penanganan tersendiri.
Karena itu, penangananan Luwu Utara pasca banjir, hemat saya harus menyeluruh, serta membutuhkan keterlibatan pemerintah pusat, pemprov sulsel, pemda Lutra, kalangan dunia usaha serta berbagai unsur masyarakat.(anas)