LEGION NEWS.COM – Lembaga anti korupsi di Sulawesi Selatan terus menyoroti kasus dugaan kongkalikong di LPSE Pemkab Wajo. Di duga diatur oleh “Bos Pengayoman”.
Kisruh lelang proyek di kabupaten Wajo mendapat tanggapan dari Bupati Wajo, tanggapan tersebut disampaikan langsung Amran Mahmud saat menjawab pertanyaan dari berbagai awak media usai menghadiri Halal Bihalal Kesatuan Masyarakat Wajo (KEMAWA) di gedung Graha Pena Makassar, Sabtu (29/05/2022) lalu.
Amran Mahmud di dampingi Wakil Bupati, Amran SE. Duo Amran kembali tampil kompak seperti masa kampanye dan pasca pelantikannya selaku Bupati dan wakil bupati pada tahun 2019 lalu.
Duo Amran yang tampil kompak menjawab wawancara, menyatakan prosedur telah berjalan sesuai dengan mekanisme yang ada, mungkin cuma riak-riak saja yang terjadi dan kami selalu membuka diri dan itu sudah berjalan online dan transparan, terbuka.
“Kami selalu membuka diri dan memberikan kewenangan seluruhnya organisasi perangkat daerah yang ada dan melalui ULP kami tidak pernah melakukan intervensi dan tidak pernah melakukan komunikasi,” ujarnya.
Dia menambahkan, Bahkan selaku pribadi, mantan Wakil Bupati 2009-2014 ini menyatakan hanya memberikan arahan, silahkan bekerja dengan profesional, silahkan semua lakukan mekanisme yang ada, jalankan semua, itu yang jadi catatan penting buat kami.
Ditanya terkait adanya perubahan masa tahapan evaluasi, di LPSE Pemkab Wajo. Suami Siti Maryam ini mempersilahkan kepada awak media untuk mempertanyakan langsung kepada instansi terkait yakni Badan Layanan Penyedian Barang dan Jasa (ULP)
“Tentu ada alasan-alasan tersendiri, ya silakan dikomunikasikan. Ya itu tadi saya katakan, kami berdua tidak pernah melakukan intervensi, kami juga tidak pernah membangun komunikasi, kepada OPD-OPD kami, utamanya ULP, tentunya kami harapkan bekerja secara profesional, bekerja transparan dan melaksanan sesuai dengan prosedur yang ada ” jelas Amran Mahmud.
Saat dicecar pertanyaan soal dugaan Bos Pengayoman selaku aktor yang melakukan pengaturan proyek kakap di Wajo, sebagai balas jasa terhadap donatur PAMMASE saat pilkada 2019 lalu.
Amran Mahmud, awalnya berupaya mengelak seolah tidak mengetahui siapa Bos Pengayoman, karena balik bertanya kepada awak media, apa itu pengayoman? akan tetapi akhirnya terkekeh serta menampik dan tidak lagi memiliki hubungan dengan Bos Pengayoman.
“Apa itu pengayoman? oh.. tidak ada… kami tidak ada, he.. he.. he.. kami tidak ada hubungan disitu, saya berikan saja keleluasaan kepada OPD untuk bekerja, saya tidak pernah membangun komunikasi dengan ULP,”. kata Suami Siti Maryam ini.
Hasil Penelusuran, Siapa Bos Pengayoman yang Tenar Diseantero Wajo?
Istilah Bos Pengayoman sudah jadi rahasia umum di kabupaten Wajo. Bos Pengayoman oleh beberapa pengusaha lokal dan kabupaten terdekat seperti Soppeng, mengenal istilah tersebut.
“Kalau mau dapat proyek di Pemkab Wajo, Temui’ki Bos Pengayoman. Kalau sudah deal disitu aman mi Pokja, Ketua ULP nya tunduk sama Bos Pengayoman,” tutur pria parubaya yang juga hadir dalam Halal Bihalal Kemawa.
Ditempat lainnya, Hal senada juga disuarakan Pengusaha asal tetangga kabupaten Wajo, Kabupaten Sidrap. “Saya ikut salah satu paket tender, Berkas saya lengkap baik administrasi, teknis pekerjaan dan harga terendah. Pokja katakan perusahaan saya sangat memenuhi syarat dan harga terendah. Namun belakangan paket tender yang saya ikuti di intervensi Bos Pengayoman, Sehingga jadwal lelang sampai berkali-berkali diubah,” katanya.
Warga lainya di kabupaten Wajo menyebut Bos Pengayoman adalah 00 (Kosong-Kosong). “Kalau itu Pung Bau, kita sebut dia disini Kosong kosong, Ndak Salah itu dia yang disebut para pengusaha dan pejabat Pemkab dengan istilah Bos Pengayoman,” ujar pria berbaju batik lainnya. Yang namanya Enggan disebut dalam pemberitaan saat digelar halal bihalal.
Sekedar diketahui, Andi Yukka Unru (AU) adalah adik dari Mantan Bupati Wajo periode 2009-2019, AU sendiri berdomisili di Jalan Pengayoman Kota Makassar.
Dalam kesehariannya, orang dekatnya selalu menyapa Bos atau Pung Bau. Akan tetapi saudara-saudara AU sendiri, seperti Andi Bambang Unru dan Andi Burhanuddin Unru selalu menyapanya dengan sebutan Yukka.
Salah satu pendukung PAMMASE yang diminta pendapatnya terkait bantahan Bupati Wajo atas keterlibatan Bos Pengayoman dalam pengaturan proyek di Wajo menyangsikan jawaban tersebut.
Pria paru baya yang tidak mau disebutkan namanya ini, menyatakan bahwa tidak mungkin Bos Pengayoman berhenti mengatur proyek, kalau pun itu terjadi maka sama saja karena kemungkinannya, proyek diatur oleh keluarga Bupati dan Wakil Bupati.
“Tidak mungkin’mi itu, saya pernah dengar sampai tiga tahun akan diatur oleh pung Bau, tapi kalau ini tahun berbagi porsi maka sama saja, karena mungkin mereka berbagi dengan saudaranya pak Bupati serta saudaranya pak Wakil” tanggap mantan tim PAMMASE ini.
Menurutnya, sejak tiga tahun lalu mengikuti lelang di Wajo, namun sudah ada orang-orang tertentu yang dipastikan mendapatkan proyek sebelum lelang dilakukan. (LN/**)