Aksi Jilid 4 Wija To Luwu Kembali Geruduk Kantor Gubernur Sulsel

FOTO: Aksi demostrasi mahasiswa Wija To Luwu di depan kantor Gubernur Sulsel. Senin, (30/5)
FOTO: Aksi demostrasi mahasiswa Wija To Luwu di depan kantor Gubernur Sulsel. Senin, (30/5)

LEGION NEWS.COM – Merupakan aksi ke-empat kalinya mahasiswa WIJA TO LUWU yang tak henti hentinya memperjuangkan menuntut klarifikasi dan permintaan maaf Andi Sudirman Sulaiman secara terbuka (Publik) akibat telah mendiskriminasi masyarakat Rampi melalui pidatonya pada saat perayaan hari jadi Luwu timur yang ke 19 tahun, Gubernur sulsel itu telah melontarkan bahasa yang tidak etis, yakni ingin mengeluarkan Rampi dari Sulsel dan Dari Indonesia. Senin (30/5/2022)

Berangkat dari situlah, beragam kritikan tajam menghantam Gubernur Sulsel. Namun hingga detik ini belum ada upaya penyelesaian perkara yang dilakukan Oleh Gubernur Sulsel, ia seakan menutup mata juga telinga terhadap pernyataan Kontroversialnya.

Yandi selaku Jenderal Lapangan mengatakan, Gerakan ini akan terus berlanjut sampai Gubernur Sulsel meminta maaf, tidak ada yang bisa mengintervensi juga menghentikan Gerakan ini. Sebab gerakan ini lahir dari rasa ketidakadilan.

Andi Sudirman Sulaiman telah gagal mengakomodir semua golongan dibawah kepemimpinannya, ia telah mencederai nilai nilai persatuan dan kesatuan masyarakat di Sulsel.

Advertisement

Dalam diskusi kami, tertawa diatas penderitaan rakyat bukanlah cerminan dari seorang Pemimpin, melainkan mengundang petaka juga kemarahan rakyat. Partai Politik yang sejatinya berfungsi sebagai penyosialisasi politik jauh lebih eksion dalam membantu kesulitan Rakyat, ketimbang Gubernur SulSel yang hanya bisa tertawa diatas penderitaan masyarakat.

Seharusnya pemda luwu utara sebagai pemerintah terkait mestinya turut serta mengkritisi Pernyataan Gubernur Sulsel, bukan bungkam seakan mendukung Gubernur Sulsel, juga semestinya Pemda Luwu Utara pekah terhadap kesulitan yang menimpah masyarakat Rampi, yaitu terisolasi puluhan tahun lamanya.

kami konsisten gerakan ini akan berlanjut bahkan bisa berbuntut pada pelaporan kepada pihak berwajib jikalau Gubernur Sulsel tidak memiliki itikad baik meminta maaf kepada masyarakat Rampi dan Luwu Raya. (**)

Advertisement