Pedoman Rakyat “Come Back”

Kiri Ardhy M Basir, Kanan Andi Pasamangi Wawo
Kiri Ardhy M Basir, Kanan Andi Pasamangi Wawo

Catatan kecil Andi Pasamangi Wawo

LEGION-NEWS.COM, MAKASSAR – Bertemu dengan seorang rekan mantan Wartawan Pedoman Rakyat, Ardhy M Basir di PWI ketika pelepasan rombongan ke Hari Pers Nasional (HPN), menjadi ajang bernostalgia. Sejumlah teman di Sekertariat PWI Sulsel ikut mendengar cerita kami berdua dalam banyak hal.

Yang menarik tentang Konfercab PWI Sulsel 1993 lalu, yang secara aklamasi memilih H M Alwi Hamu jadi Ketua menggantikan Rahman Arge, sang legenda Wartawan yang juga dikenal sebagai seorang Seniman.

Ardhy berkisah, saat itu dia spontan tampil setelah melihat LE Manuhua (Almarhum) memimpin sidang bersama Atang Ruswita (Almarhum), mantan Ketua PWI Jabar dan saat itu juga selaku Ketua PWI Pusat Bidang Daerah. Ardy tampil bersuara karena pimpina  sidang seolah tak dihargai oleh seorang peserta dalam mengemukakan pendapat dengan gaya menunjuk- nunjuk kearah “Boss”nya.

Advertisement

Ketika itu, Ardhy kebetulan duduk bersebelahan dengan saya sesama “darahmuda”. Emosinya tersulut melihat ulah seniornya yang dinilai terlalu. Ardhy lompat mengambil mic dan “memotong” pembicara tanpa ijin pimpinan sidang..

“Contoh itu membuat saya juga harus berulah tak hargai senior karena dia juga tak hargai seniornya”, kenangnya sambil terbahak-bahak mengingat mic sang senior melayang kearahnya. Dan, seketika suasana saat itu jadi hirukpikuk dan kacau .

“Tuk, tuk, tuk..palu sidang menunda Konferensi sampai waktu yang tak ditentukan. Namun beberapa minggu  kemudian, Konfercab berlangsung dalam suasana familar, setelah dua kandidat HM Alwi Hamu dan Andi Syahrir Makkuradde berpelukan.

“Kami tak ada masalah dan saya menyatakan mundur”, tegas Syahrir Makkuradde di arena Konferensi Cabang.
.
Tuk, palu sidang kembali bunyi, pak Haji Alwi Hamu terpilih aklamasi dan Konfrensi terus bergulir tiap periode dengan segala “cerita” tersendirinya hingga kini.

(Prolog ini bukan untuk polemik. Doa terbaik utk beliau para senior saya yg sudah mendahului)

Di Dunia Maya

Selama ini kami berdua memang tetap berkominikasi di dunia maya lewat media sosial Facebook. Pertemuan dadakan ini juga membuat saya agak heran karena setahu saya pak Ardhy tak biasa ikut rombongan kecuali dulu sebagai atlit Porwanas.

Lima tahun terakhir, memang saya juga tak pernah ikut sekalipun sering diajak. Namun karena kesibukan. Kali ini, untung tugas saya rampung tanggal 4 Februari, sebagai tokoh masyarakat yang dipilih jadii Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Tugasnya, wajib laksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan dan kota, tiap tahun. Artinya, ada waktu bisa ikut rombongan pada 6 Februari.

PR di HPN

Sahabat saya Ardhy  bernazar memonumentalkan nama koran bersejarah “Pedoman Rakyat” yang merakyat disingkat PR, sebagai media Online pada  ajang Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT PWI ke 76 di Kendari, Sultra.

Saya terkesan, luar biasa atas nilai juang saudara saya yang mulai “renta” seperti saya ini. Saya tentu ikut menyupport dan berjanji berniat hadiri “deklarasi” media tertua yang banyak me”lahir”kan orang terbaik di dunia Pers maupun Politik.

Di Kendari, kami dan James Wehantow salah seorang Penasehat PWI Sulsel setia bersama ikut acara sampai berakhir pada puncak, HPN 9 Februari 2020 yg dihadiri Presiden secara virtual.

Siang jelang sore, saya dijemput teman lama ke suatu tempat. Terus terang, saya lupa waktu Peluncuran PR.On line dimajukan sore. Jadwal sebelumnya di WA grup, tertulis malam..

Saya sempat kelabakan ketika dihubungi adinda H Rukman Nawawi, owner media Sinergi, alumni PR juga Ketua PWI Kabupaten Wajo.

Jarak tempuh dan waktu dalam situasi hujan deras tak memungkinkan balik ke Hotel Claro Kendari. Teman yang mengajak “angkat tangan” apalagi niatnya mentraktir saya belum kesampaian.

Apa boleh buat, Pedoman Rakyat Online yang diluncurkan Ketua PWI Pusat Bidang Organisasi H Zulkifli Gani Ottoh, SH tak sempat saya  hadiri.

Saya sadari, manusia memang tempatnya khilaf dan hanya mampu merencanakan. Namun di”atas” penentu segalanya.

Mohon maaf

Ketika rombongan mau “pisah” degan riuhnya HPN di Kendari, sahabatku Ardhy M Basir saya tunggu di lobby hotel Grand Kubra, samping Claro. Dia tetap bersama James Wehantow melangkah pelan. Tangannya saya genggam, mohon maaf. Dan, kamipun berpelukan. Selamat, Bravo !! PEDOMAN RAKYAT come back.

Catatan kecil ini saya buat ketika pesawat yang  menerbangkan rombongan mengudara. Dan saya masih merenung atas kealpaan ini.

^Saya msh di Kendari, teman..Andounohu.100222.

Advertisement