LEGION NEWS.COM – Walikota Makassar, Ir.H.Moh.Ramdhan Pomanto diwakili Staf Ahli Walikota Makassar Dra.Hj.Sittiara, M.Si. resmi membuka Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan yang mengangkat tema ”Guru dan Pemulihan Pendidikan“, Selasa 30 November 2021 di Hotel Premier, Jl.Jenderal Sudirman, Makassar.
Simposium yang diikuti 200 orang guru-guru dan tenaga kependidikan kota Makassar dihadiri Plt. Kadisdik Kota Makassar Nielma Palamba, S.H.M.Adm.,Pemb. Kabid GTK Disdik Kota Makassar Dr. Pantja Nur Wahidin, S.Pd.M.Pd. sekaligus penanggungjawab kegiatan.
Walikota Makassar diwakili Staf Ahli Walikota Makassar, Dra.Hj. Sittiara, memberikan apresiasi yang tinggi kepada guru-guru kota Makassar yang tetap bersemangat dan bertanggungjawab mengawal pendidikan anak-anak didik di kota Makassar. Karena itu, Hj. Sittiara menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh peserta Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan yang digelar Dinas Pendidikan Kota Makassar.
”Atas nama Bapak Walikota Makassar Ir.H.Mohammad Ramdhan Pomanto menyampaikan ucapan terima kasih kepada guru-guru yang bertugas di kota Makassar sekaligus menyampaikan Selamat Hari Guru Nasional ke 76 tahun” papar Hj. Sittiara sesaat sebelum membuka resmi Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Makassar Tahun 2021. Selain membuka simposium guru dan tenaga pendidikan, Hj. Sittiara atas nama walikota Makassar meluncurkan Gerakan literasi Guru Kota Makassar yang ditandai penyerahan karya buku dari guru-guru kepada walikota Makassar, Plt. Kadis Pendidikan kota Makassar dan Dr.Pantja Nur Wahidin.
Kabid GTK Dinas Pendidikan Kota Makassar, Dr. Pantja Nur Wahidin, S.Pd.M.Pd. menegaskan bahwa selain simposium guru dan tenaga pendidikan menggelorakan semangat literasi di kalangan guru, simposium ini juga dimaksudkan untuk berbagi ide dan gagasan lewat penampilan sekaligus penyajian karya Best Practice guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. “ Best practice berupa inovasi pembelajaran, pengelolaan sekolah maupun pembinaan sekolah terus menerus dilakukan demi pendidikan yang baik dan bermutu di kota Makassar” papar Dr.Pantja.
Sementara itu, Tokoh Literasi Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional, Bachtiar Adnan Kusuma, tampil sebagai pembicara pertama dengan judul “Guru, Literasi dan Pemulihan Pendidikan“.
Menurut BAK, guru sebagai investor gagasan, ide sekaligus provider pendidikan bagi anak-anak dibutuhkan kemampuan dan kompetensi lebih dari guru yang biasa-biasa saja. Menurut Jubir Tim Pendamping Literasi Daerah Provinsi Sulawesi Selatan ini, tidak sulit menggerakkan guru-guru di kota Makassar, selain guru-gurunya hebat dan super, guru punya kemampuan menulis karena memiliki potensi membaca yang baik.
“Tak sulit mendorong guru membaca dan menulis, selain guru bertindak sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi anak-anak didik, guru bisa dan mudah digerakkan menulis buku minimal satu guru satu buku” papar tokoh penerima penghargaan Pin Emas dari Walikota Makassar sebagai Tokoh peduli pendidikan dan motivator dan penggagas perpustakaan lorong kota Makassar ini.
BAK mengajak para guru-guru membaca dan menulis menjadi kebutuhan pokok. Sebab selain membaca dan menulis sangat penting bagi guru-guru juga sebagai wujud pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri.
“Membaca dan menulis menjadi kebutuhan primer sesuai dengan teori Maslow pentingnya membaca dan menulis sebagai pemenuhan kebutuhan pokok manusia melalui aktualisasi diri dan juga sebagai wujud teori culture study bahwa membaca adalah proses budaya” kata BAK yang berhasil memukau peserta smposium dengan gayanya interaktif, dialogis dan inspiratif.
“Saya bersyukur karena Walikota Makassar dan Dinas Pendidikan kota Makassar sangat inovatif, kreatif dan punya terobosan jauh kedepan dengan memberikan perhatian serius pentingnya guru-guru melek literasi yaitu guru yang membaca dan menulis” lanjut Sekjend Asosiasi Penulis Profesional Indonesia Pusat ini.
Karena itu, BAK menegaskan bahwa untuk menghadirkan guru yang membaca dan menulis, diperlukan tekad, komitmen yang kuat dan rasa percaya diri yang tinggi untuk melahirkan guru bergerak menulis satu buku.” Kita semua wajib mendorong tumbuhnya ekosistem literasi dan numerasi di setiap satuan pendidikan dengan menghadirkan kepsek, guru-guru yang pro literasi dan numerasi” kunci BAK. (**)