Oleh: Sulaiman Yamlean (Aktivis Pemuda)
LEGION NEWS.COM, OPINI – Kondisi perekonomian global tengah bergejolak dalam beberapa bulan terakhir. Terutama perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dengan Cina.
Kondisi perekonomian global yang penuh ketidakpastian membuat perekonomian di beberapa negara berkembang terganggu
Perekonomian Indonesia telah bergejolak sejak resmi diterapkannya perang dagang, serta peningkatan nilai ekspor tidak sesuai dengan harapan. Perlindungan Amerika Serikat menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak memiliki arah ekspor-impor serta ragu-ragu dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan perekonomian melalui perdagangan baja dan aluminium. Dengan adanya perang, baja, aluminium dan turunannya mengalami berbagai pengalaman serta berpengaruh terhadap industri dalam negeri.
Perang ini tentunya berdampak bagi harga barang dagangan di Amerika Serikat dan Cina sehingga membuka peluang ekspor bagi negara ketiga untuk mengisi pasar.
Pemerintah sudah menghimbau bahwa situasi ekonomi dunia saat ini penuh ketidakpastian dan beberapa negara bahkan sudah masuk dalam proses resesi ekonomi.
“Oleh sebab itu, kita harus mempersiapkan diri agar tidak terkena dampak dengan situasi seperti itu, kalau bisa kita mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada, sehingga menguntungkan negara kita,” ujarnya.
Menurutnya, setiap perlambatan ekonomi Amerika dan Cina bersamaan, akan mendiskon pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,32 persen,
Apalagi AS dan China adalah dua mitra dagang utama Indonesia. Pelemahan ekonomi keduanya bisa membuat permintaan barang dari Indonesia (ekspor) ikut anjlok. Padahal ekspor merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pemerintah hingga para investor selalu memperhatikan perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hal itu lantaran perang dagang memiliki efek domino kepada ekonomi Indonesia.
Beberapa pengamat ekonomi sudah mengatakan, dampak perang dagang ke ekonomi Indonesia memang tak terelakan. Sebab perang dagang berdampak kepada pelemahan ekonomi AS dan China.
Seperti diketahui, kedua negara tersebut merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Akibatnya, pelemahan ekonomi kedua AS dan China berimbas ke seluruh perekonomian negara lain, termasuk Indonesia.
“Besaran dampak perlambatan ekonomi AS-Cina ke Indonesia masih rendah dibanding Negara,” jelaanya.
Setiap perlambatan ekonomi Amerika dan Cina bersamaan, akan mendiskon pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,32 persen,
Apalagi AS dan China adalah dua mitra dagang utama Indonesia. Pelemahan ekonomi keduanya bisa membuat permintaan barang dari Indonesia (ekspor) ikut anjlok. Padahal ekspor merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dia merinci, setiap satu persen perlambatan ekonomi AS akan memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,05 persen. Begitu pula dengan Cina, tiap satu persen perlambatan ekonominya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,27 persen.
“Itulah kalau ekonomi AS-Cina melambat, Indonesia juga terdampak. Karena negara ini cross ride dengan Indonesia,” tutupnya.