Pengakuan Nakes, Pelaku Penyerangan dan Pembakaran di Kiwirok, Warga yang Sering Makan Bersama

FOTO:Darwis Massi Anggota DPR Papua saat mengunjungi korban tragedi Kiriwok yang dirawat di RS Marthen Indey. [Properti pasificpos.com]

LEGION NEWS.COM, JAYAPURA – Pengakuan terbaru salah satu tenaga kesehatan yang menjadi korban penganiyayaan disertai pembunuhan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pengunungan Bintang, Papua. Senin, (13/9) lalu.

“Pelaku penyerangan terhadap tenaga kesehatan (Nakes) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, beberapa hari lalu, ternyata warga setempat,” ungkap anggota DPR Papua.

Dilansir dari pasificpos.com Bahkan, para pelaku penyerangan dan pembakaran fasilitas kesehatan dan Bank Papua di Kiwirok itu, justru orang-orang yang sudah saling kenal, sering bertegur sapa dan bahkan makan bersama.

Hal ini dikatakan oleh anggota DPR Papua, Darwis Massi, SE usai mengunjungi para korban di RS Marthen Indey.

Advertisement

“Ini suatu hal yang sulit diterima akal sehat bahwa yang menganiaya, yang memukul dan yang menyiksa mereka, justru orang orang yang mereka sudah kenal, sering tegur sapa dan bahkan sering makan bersama dan yang bakar warga kampung situ juga,” ujar Darwis.

“Kasus itu sangat memprihatinkan. Siapapun orangnya, kalau melihat kondiri ini, pasti akan terketuk hatinya secara manusiawi dan tentu prihatin atas kondisi yang dialami mereka,” ujarnya.

Dikatakan, para tenaga medis atau nakes ini, seharusnya dilindungi, bahkan hukum Internasional pun menyatakan demikian, meski dalam kondisi perang sekalipun, mereka harus dilindungi.

Namun, kejadian di distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang itu, justru mereka dibantai.

“Mereka dibunuh dan disiksa dengan sadis. Tidak ada nilai nilai kemanusiaan, mereka diperlakukan seperti binatang,” tandasnya.

Dalam kunjungan itu, Darwis Massi mengatakan jika para Nakes sangat mengharapkan kepada pemerintah daerah dan provinsi untuk memperhatikan mereka.

Selain itu, mereka (Nakes) meminta jaminan keamanan ketika menjalankan tugas.

“Mereka tidak akan bertugas ke sana, kalau tidak ada jaminan keselamatan bagi mereka,” ujarnya.

Untuk itu, Darwis Massi meminta kepada pihak berwenang, TNI dan Polri bersama pemerintah daerah Pegunungan Bintang bisa menjamin keselamatan mereka. [LN/PP]

Advertisement