Perang Kelompok Pecah Lagi, Warga Pertanyakan Kinerja Kapolsek Tallo, Tidak ada Pembinaan ke 2 Kubu

Ilustrasi perang kelompok.

LEGION-NEWS, Sorotan – Perang kelompok kembali pecah di Kelurahan Bunga Ejayaberu dengan Baraya, Kecamatan Tallo, Kota Makassar.

Perang kelompok pecah sekitar pukul sekitar pukul 03:45 WITA Minggu dini hari (12/9) kata Sauleng Rauf, salah satu warga yang tinggal di kelurahan Baraya tersebut kepada awak media. Minggu,

“Warga masyarakat kelurahan Baraya, keluhkan kinerja Kapolsek Tallo dalam melakukan upaya pencegahan dan pengendalian keamanan terutama penanganan perang kelompok antara Bunga Ejayaberu dengan Baraya,” kata Sauleng.

Sekitar pukul 03.45 pagi, disaat masyarakat tertidur pulas, tiba-tiba warga dikagetkan dan terbangun keluar rumah akibat gas air mata yang diduga ditembakkan oleh petugas Polsek Tallo ke pemukiman warga yang sebenarnya jauh dari lokasi yg sering digunakan area perang kelompok.

Advertisement

Salah satu warga nyaris pingsan dan anak balita terpaksa harus bangunkan dan merasakan pedisnya gas air mata yang ditembakkan oleh petugas Polsek Tallo, ucap Tokoh Masyarakat ini.

“Kami minta bapak Kapolda dan Dir Propam turun tangan dalam mengevaluasi kinerja Kapolsek Tallo,” tutur Sauleng.

Kapolsek Tallo terkesan tidak profesional dalam penanganan perang kelompok, katanya.

Dia menambahkan “Tolong kami warga dilindungi, diayomi dan diberikan ketenangan, bukan dihadiahi gas air mata subuh hari, kasihan orang-orang tua jompo, anak anak Balita yang tidak tau apa-apa,”

Apakah tembakan gas air mata bisa dilakukan tanpa ada perang kelompok?

Menurut warga Baraya, mereka terus mendapatkan teror dari pihak Bungaejaya dengan lemparan batu dan petasan dan kemudian disusul oleh tembakan gas air mata oleh petugas Polsek Tallo diduga sebanyak 4 kali ke arah rumah warga yang sedang tertidur pulas.

Silahkan tindaki pelaku2 perang kelompok, tapi jangan kami yang juga jadi korban dari ketidak profesionalnya personil Polsek Tallo.

Kami harus terbangun gara-gara gas air mata yg ditembakkan polisi ke perkampungan warga yang sementara tidur, tutup Sauleng Rauf.

Advertisement