Sudah 3 Tempat Isolasi Pasien COVID-19 di Makassar, KM Umsini-BBPK Kesehatan, Kakanwil Kemenang: Asrama Haji, Siap Pakai!

Prof.dr. Budu selaku ketua tim ahli bidang kesehatan Pemprov Sulsel memboyong 7 Direktur Rumah Sakit (RS) milik Pemprov untuk meninjau fasilitas yang dimiliki Asrama Haji Makassar. Sabtu, (27/7).

MAKASSAR||Legion-news.com Makassar masuk zona Merah peningkatan kasus penyebaran desiase corona virus atau COVID-19. Mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus baru Kementerian Agama melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi-Selatan menyiapkan Asrama Haji Sudiang-Makassar sebagai tempat isolasi bagian warga yang positif terpapar Corona Virus.

Untuk di kota Makassar sudah 3 lokasi bakal dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19, Diantaranya Pemerintah kota Makassar di Isolasi Apung (Kapal Pelni) KM Umsini, Tim Bantuan Medis Tbm Calcaneus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar bekerjasama dengan Balai BBPK Makassar, dan saat ini tambahan dari Kanwil Kemenang Sulsel.

Foto Asrama Haji Sudiang Makassar
Jl. Asrama H. Sudiang, Sudiang, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan

Seperti rilis yang diterima redaksi Legion-news.com. Kesiapan Asrama Haji Makassar untuk dijadikan tempat isolasi pasien covid disampaikan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Seoatan H.Khaeroni ketika menerima kunjungan staf ahil bidang kesehatan Pemprov Sulsel di Asrama Haji Sudiang Makassar, Sabtu 24 Juli 2021.

Dalam kunjungan ini, Prof.dr. Budu selaku ketua tim ahli bidang kesehatan Pemprov Sulsel memboyong 7 Direktur Rumah Sakit (RS) milik Pemprov untuk meninjau fasilitas yang dimiliki Asrama Haji Makassar jika sewaktu-waktu digunakan debagai tempat penampungan pasien covid.

Advertisement
Foto Kamar Asrama Haji Sudiang Makassar yang akan ditempati sebagai tempat Isolasi pasien COVID-19 Jl. Asrama H. Sudiang, Sudiang, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Sabtu, (24/7).

Prof Budu, demikian panggilan akrab staf ahli bidang kesehatan  yang juga menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Unhas ini menyampaikan bahwa langkah antisipatif perlu diambil mengingat grafik pengidap covid di Sulsel terus naik, dimana dibutuhkan tempat alternatif selain rumah sakit yang telah menjadi rujukan covid selama ini.

“Kita harus mengantisipasi kalau terjadi penambahan pasien yang ringan atau penderita tanpa gejala, dan Asrama haji ini fasilitasnya sangat lengkap bahkan kamarnya setara kamar hotel sehingga sangat layak dijadikan tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid tanpa gejala (OTG) atau gejala ringan”, ucap Prof. Budu ketika meninjau Wisma Uhud dan Wisma Shafa Asrama Haji Makassar.

Untuk rencana ini, pihak UPT Asrama Haji Makassar pada tahap awal menyediakan 5 Wisma sebagai tempat isolasi pasien Covid, yaitu Wisma Uhud, Wisma.Shafa, Wisma 3,4 dan 5 (wisama lama), serta Wisma Marhamah dan Poliklinik untuk para nakes. Daya tampung keseluruhan mencapai 500 pasien dan 30an nakes.

“Untuk tahap awal jika memang nantinya digunakan, ini yang kita siapkan. Namun harapan kita bersama semoga pasien tidak terus bertambah sehingga wisma yang ada di asrama haji ini tidak terpakai semua”, tutur Kasubbag TU, H. Rusdi mewakili Kepala UPT Asrama Haji Makassar H.Ikbal Ismail yang berhalangan hadir.

Sementara itu, Kapala Kanwil Kemenag Sulsel Khaeroni mengungkapkan bahwa sesuai instruksi Menteri Agama RI No 3 tahun 2021 tentang pemanfaatan asrama haji sebagai tempat penanganan pasien Covid-19 untuk isolasi mandiri dan/atau keperluan darurat lainnya, maka UPT Asrama Haji Makassar siap.bekerja sama dengan Pemprov Sulsel dalam pelaksanaannya.

“Menag sudah memerintahkan kepada kami untuk mengoptimalkan pemanfaatan asrama haji sebagai tempat penanganan pasien Covid-19 untuk isolasi mandiri dan atau keperluan darurat lainnya, tentunya persoalan teknisnya pemprov dan UPT Asrama Haji Makassar akan membicarakannya lebih kanjut,” ujar Khaeroni.

Pernyataan Kakanwil Khaeroni ini diaminkan oleh tim ahli bidang kesehatan Pemprov Sulsel. “Tentunya hak dan kewajiban kedua belah pihak akan kita dibicarakan, termasuk didalamnya segala biaya yang timbul sebagai akibat pemanfaatan asrama haji ini”, tutur Prof. Budu.

Usai menerima kunjungan, Kakanwil bersama Kabid PHU Kemenag Sulsel H.Ali Yafid, Kasubbag TU Asrama Haji H. Rusdi serta segenap staf pengelola asrama haji makassar menggelar rapat kecil, dimana Kakanwil Khaeroni menyampaikan bahwa jika Asrama Haji Makassar nantinya benar-benar dijadikan sebagai tempat isolasi pasien Covid, maka pengelolah Asrama Haji bersama Pemprov wajib melakukan sosialiasasi kepada warga yang bermukim di sekitar Asrama Haji agar tidak terjadi resistensi (penolakan)

Dirinya juga berpesan agar pengelolah tidak panik dengan wacana ini, dan bagi pegawai yang khusus bertugas di wisma agar mempertimbangkan tawaran tim ahli untuk tetap melaksanakan tugas seperti biasa. “Tentunya akan dilakukan training bagi para karyawan disini, namun jika tidak bersedia tidak apa-apa dan perannya akan digantikan oleh orang-orang yang ditungaskan oleh pihak Pemprov”, pungkasnya. (AB)

 

Advertisement