MAKASSAR||Legion-news.com Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel gelar rapat bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) di Ruang Rapat Komisi D, Lantai 6 Gedung Tower, Senin, (07/06/2021).
Sejumlah pekerjaan yang dibawah kendali Dinas PUTR menjadi sorotan. Pasalnya, pekerjaan itu dinilai tidak masuk akal. Salah satunya, terkait progres pekerjaan jalan tidak sesuai progres fisik dan penyelesaian anggaran atau keuangannya.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi D, Rahman Pina. Ketidaksesuaian angka itu, kata dia, mencerminkan ada sesuatu yang mencurigakan. “Ada beberapa progres fisik dan pembayarannya tidak sesuai, ini ada apa” kata RP–sapaan akrab Rahman Pina.
Selain itu, Politisi Golkar ini juga meminta kejelasan pihak PUTR terkait banyaknya perencanaan program yang tidak sesuai. Salah satunya, kata dia, pembangunan jalan yang melewati hutan lindung.
“Kalau memang tidak bisa dibangun dengan alasan karena ada hutang lindung pada jalan yang menghubungkan Luwu dan Toraja, lalu kenapa programnya ada? Ini berarti kan perencanannya yang salah,” ketus RP.
Sementara itu, Kepala Dinas PUTR Sulsel, Prof Rudy Djamaluddin terlihat bingung atas tanggapan dari beberapa anggota Komisi D. Terutama, ketika diminta beberapa legislator menjelaskan adanya ketidaksesuaian progres pembangunan fisik dan pembayaran anggaran.
Mantan Penjabat (Pj) Walikota Makassar itu hanya berdalih jika beberapa poin yang tidak sesuai itu disebabkan adanya kesalahan perhitungan mengenai pembayaran di muka sejumlah proyek. “Jadi ada salah hitung di situ Pak, karena hitungan disitu sudah termasuk pembayaran di muka,” kata Prof Rudy.
Adapun terkait dua poin yang jika dihitung masih lebih tinggi progres pembayaran daripada progres fisik, ia mengaku jika hal itu terjadi lantaran salah input data. Menurutnya, salah input data ini akan segera diperbaiki ke depan.
“Ini kekeliruan kami. Salah satu staff kami yakni Pak Irawan salah lampirkan data. Termasuk angka di poin 11 dan 12. Karenanya kami akan sinkronisasi dulu. Kami mohon maaf. Angka uangnya yang keliru Pak,” jelasnya.
Jawaban ini pun membuat ruang rapat agak gaduh. Bahkan, RP yang memimpin rapat sangat menyayangkan pernyataan tersebut. RP bahkan secara jujur menyampaikan tidak nyaman dan memberikan peringatan yang sangat keras kepada Prof Rudy Djamaluddin.
“Terus terang saya tidak nyaman. Seluruh anggota sudah baca tapi rupanya datanya salah karena salah input. Ini tidak bisa dibiarkan. Mohon yang buat data ini diberi peringatan, kalau perlu diganti. Sebab kita tidak bisa bahas lagi ini kalau datanya saja sudah keliru,” tegas RP. (Anas)