Muswil PPP Duet Aras-Fauzan, Mansyur: ‘Lebih Baik Aras Ketua, Fauzan Sekretaris’

MAKASSAR||Legion-news.com Jelang Musyawarah Wilayah (Muswil) PPP Sulsel, pengamat politik dan kader menyarankan agar dua calon ketua umum terkuat, berduet dan bukan berduel, demi kepentingan partai berlambang kabbah ini ke depan.

Seperti diketahui, Anggota DPRD Sulsel termuda, Imam Fauzan Amir Uskara berambisi merebut jabatan Ketua DPW PPP Sulsel dari tangan Muhammad Aras pada muswil yang akan digelar 22-23 Mei nanti.

“Fauzan adalah kader masa depan yang baik untuk PPP. Tapi untuk sekarang ini, saya masih sangat mengharapkan Haji Aras menjadi Ketua DPW. Jadi kita di PPP, masih mengharapkan Haji Aras menjabat ketua untuk satu periode ke depan. Tapi pasangannya harus dengan Fauzan sebagai sekretaris,” kata pengurus DPW PPP Sulsel tertua, H Mansyur Palewai, Minggu (25/4/2021).

Mansyur yang merupakan kader PPP sejak tahun 1977 ini, menyarankan Fauzan untuk sadar diri akan kapasitas dan pengalamannya yang terbilang “belum cukup umur”. Fauzan yang baru berusia 24 tahun menjadi kader PPP jelang Pileg 2019, usai menyelesaikan Pendidikan S1 di Universitas James Cook Singapura.

Advertisement

Sementara, Muhammad Aras memulai karirnya di PPP sebagai Wakil Bendahara DPW PPP Sulsel pada tahun 2005, kemudian menjadi bendahara dan sekretaris di era ketua Amir Uskara.

Doktor Ilmu Administrasi Publik ini menjabat Ketua DPW PPP Sulsel sejak 2016 dan didaulat menjadi Ketua Forum Ketua DPW PPP se-Indonesia. Namun sejak menjabat Anggota DPR RI, Aras memilih turun menjadi Sekretaris Forum Ketua DPW PPP se-Indonesia.

“Saya melihat kepentingan partai ke depan. Betul jika ada ada yang menilai Fauzan masih sangat muda, belum matang dalam politik, harus sadar diri belum berpengalaman. Fauzan adalah kader masa depan yang baik untuk PPP, tapi bukan sekarang. Lima tahun berikutnya Insya Allah,” tandas Mansyur.

Pakar: Kader Instan Pasti Rentan

Pakar politik dari Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, Dr Arief Wicaksono sependapat jika Fauzan sebaiknya menurunkan ambisinya merebut jabatan ketua DPW dan mengalah menjadi sekretaris.

Menurut Arief, Fauzan masih minim pengalaman. Sementara memimpin partai setua PPP membutuhkan pemimpin yang kaya akan pengalaman.

“Umur kan masih sangat muda, masih panjanglah nafas untuk berproses memperkaya pengalaman dulu. Kalau Imam Fauzan mau didorong secara instan begitu, jangan sampai terjadi kekeroposan nanti, karena pondasinya belum kuat,” jelas Arief.

Arief menyarankan Fauzan untuk meneladani proses kaderisasi ayahnya, Amir Uskara. Anggota DPR RI ini memulai karir partai dari tingkat paling bawah, hingga mencapai puncak seperti sekarang ini.

“Paling tidak dia harus belajar bagaimana berpartai seperti bapaknya dulu. Jadi ada proses di situ, tidak asal jadi. Kader yang instan itu pasti rentan,” imbuhnya. (*)

Advertisement