JAKARTA, Legion News – Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, menjadi pembicara utama dalam forum internasional “Cities Againts COVID-19 Global Summit 2020” pada Selasa 2 Juni 2020. Anies menjadi pembicara konferensi tingkat tinggi para gubernur dan wali kota dunia itu secara virtual.
Anies berbagi pengalaman dalam penanganan pandemi COVID-19 di Jakarta di hadapan gubernur dan wali kota di 40 kota/provinsi/negara bagian dari berbagai benua. Anies menjadi pembicara kunci bersama Wali Kota Seoul, Park Wonsoon, Wali Kota London, Sadiq Khan, Gubernur Maryland, Larry Hogan, dan Wali Kota Moscow, Sergei Sobyanin. Anies membagikan video pertemuan tersebut di akun instagramnya.
Moderator mengatakan bahwa Jakarta berhasil menurunkan jumlah kasus COVID-19 dan telah melewati puncak pandemi pada pertengahan Mei. Dalam konferensi tersebut Anies mengucapkan terimakasih atas undangan untuk mengikuti pertemuan tersebut.
Anies mengajak semua peserta forum untuk melihat ke depan. Mengantisipasi perubahan yang perlu dilakukan oleh para pemimpin di seluruh dunia dalam memandang tata ruang, menjadikan kota yang tangguh, dan membangun kolaborasi sosial.
“Selama lebih dari enam bulan, banyak dari kita berjuang untuk menyelamatkan warga kita untuk memastikan kita bisa kembali ke kehidupan normal lagi,” kata Anies di hadapan forum.
Dia mengungkapkan, Jakarta mulai akhir minggu ini akan melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Namun yang paling penting selama periode tiga bulan ini, Jakarta tidak hanya mengalami masalah-masalah, namun juga kesempatan-kesempatan.
Anies mengungkapkan Jakarta menghadapi dua masalah yaitu kesehatan dan ekonomi. Di sisi lain Jakarta juga mengalami terobosan di bidang digital dan lingkungan yang lebih asri.
“Krisis kesehatan dan ekonomi ini menjadi tantangan yang harus kami hadapi, tapi penduduk kami juga mengalami transformasi. Pada masa pendemi ini yang diperlukan tidak hanya pelayanan yang baik tapi layanan perkotaan yang tangguh,” katanya.
Menurut Anies, masa pandemi ini menjadi kesempatan bagi para pemimpin kota untuk mengubah kotanya untuk mengantisipasi tantangan lain yang mungkin akan datang di masa depan.
“Kita kami memulai penerapan PSBB, itu berarti pembatasan aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya. Karena itu banyak warga Jakarta kehilangan penghasilan mereka,” ujarnya.
“Tentu saja pemerintah menyediakan dukungan dan subsidi. Namun kami mengambil kesempatan ini untuk memperkenalkan solidaritas sosial dalam masyarakat. Hal ini yang akan kami tingkatkan di masa depan.(*)