MAKASSAR, Legion News – Hingga saat ini, terdapat 2 jenis pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa Covid-19, yaitu PCR (Polymerase Chain Reaction) dan TCM (Tes Cepat Molekuler). Ada perbedaan spesifik pada keduanya.
Pada pemeriksaan PCR, sampel diambil oleh para petugas kesehatan dengan menyeka bagian hidung atau belakang tenggorokan, dikenal dengan swab test. Sedangkan sampel pada TCM diambil dari dahak penderita dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge.
Di Sulawesi Selatan, pemeriksaan yang paling banyak dilakukan adalah metode PCR pada sejumlah laboratorium rujukan. Sedangkan pemeriksaan TCM meski juga dilakukan, tetapi hanya pada beberapa rumah sakit daerah dengan kapasitas yang sangat terbatas mengingat sulitnya pengadaan catridge.
Saat ini, ada tujuh laboratorium rujukan pemeriksaan sampel swab dengan metode PCR, yaitu BBLK Makassar, Laboratorium Patologi Klinik RS Wahidin, Laboratorium RS Unhas, Laboratorium BBPOM Makassar, Laboratorium BTKLPP Makassar, Laboratoriun Bbvet Maros, dan Labkesda Soppeng.
Redaksi SulselSehat.com mencoba memetakan potensi dari setiap laboratorium rujukan tersebut, melihat sejauh mana kapasitas pemeriksaan sampel swab bisa dilakukan setiap harinya.
BBLK Makassar, Sebagai laboratorium rujukan nasional untuk kawasan timur Indonesia, BBLK Makassar memiliki kapasitas terbesar untuk melayani Sulawesi, Maluku dan Papua.
Setiap hari, BBLK Makassar rata-rata melakukan 5-6 kali running dengan jumlah sampel swab yang diselesaikan dapat mencapai 500-an.
“Paling minimal kami lakukan 4 kali running atau sekitar 376 sampel, tergantung jumlah sampel yang masuk per hari,” kata dr. Aswan Usman, M.Kes, Kepala BBLK Makassar pada Sabtu (06/06/2020).
Laboratorium RS. Wahidin, Bagian Patologi Klinik (PK) RS Wahidin Sudirohusodo Makassar juga mengelola laboratorium dengan kapasitsas yang sangat besar. Khusus untuk pemeriksaan sampel swab Covid-19, potensinya bisa hingga 600-an spesimen per hari.
“Kapasitas kami 380 per sekali running. Kami bisa melakukan 2 kali running, jadi bisa sekitar 600-an spesimen per hari,” jelas dr. Asvin Nurulita, M.Kes, Sp.PK, penanggung jawab laboratorium PK RS Wahidin Sudirohusodo, Minggu (07/06).
Menurut dia, jumlah sampel Covid-19 yang masuk ke tempatnya masih berkisar 150-200 spesimen per hari.
“Itu sudah termasuk spesimen dari pasien-pasien Covid yang dirawat di RS Wahidin, baik rawat inap maupun rawat jalan (pasien-pasien isolasi mandiri yang melakukan kontrol),” kata dosen Fakultas Kedokteran Unhas ini.
BBPOM Makassar, Laboratorium di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar belum genap sebulan semenjak ditunjuk sebagai salah satu rujukan pemeriksaan sampel swab Covid-19 di Sulsel.
“Kami baru melakukan uji sampel sejak 18 Mei 2020 lalu,” terang Plt Kepala BBPOM Makassar, Sriyani Rasyid, S.Si, Apt ketika dihubungi SulselSehat.com, Minggu (07/06) siang.
Dia menjelaskan, kapasitas laboratoriumnya bisa memeriksa hingga 150 sampel swab per hari. “Tapi karena terbatas tim penguji, kami baru bisa 100 sampel per hari,” tambahnya.
Menurut Sriyani, laboratorium BBPOM Makassar ditunjuk untuk menangani pemeriksaan sampel swab Covid-19 dari Kabupaten Gowa dan Jeneponto.
“Ini (adalah) hasil dari pembagian wilayah masing- masing lab uji covid yang berada di Sulsel,” ungkap dia.
Sriyani menuturkan, sejak awal ditunjuk (18/05) hingga saat ini, pihaknya telah menyelesaikan pemeriksaan sebanyak 476 spesimen swab.
BTKLPP Makassar, Serupa dengan BBLK Makassar, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Makassar adalah instansi vertikal dari Kementerian Kesehatan yang juga dilengkapi laboratorium kesehatan.
Laboratorium BTKLPP Makassar sendiri baru mulai melakukan pemeriksaan spesimen swab Covid-19 sejak awal Mei 2020 lalu dengan kapasitas yang masih terbatas.
“Belum banyak Mas, sementara alat PCR kami hanya mampu memeriksa 100 sampel per hari,” ujar Kepala BTKLPP Makassar, Maman Sudirman, ST, M.Kes, saat ditanya berapa kepasitas laboratorium BTKLPP, Minggu (07/06/2020).
Maman menjelaskan, pihaknya ditugaskan memeriksa sampel dari Makassar, Sinjai, Takalar, RS Bhayangkara dan RS Haji Makassar. “Ini sesuai pembagian wilayah oleh Dinkes Propinsi Sulsel,” katanya.
Hingga saat ini, tambah Maman, total yang telah diperiksa oleh laboratorium BTKLPP Makassar adalah 1.300-an sampel swab.
Dia juga menegaskan bahwa BTKLPP tidak menerima sampel dari pihak swasta maupun swab mandiri, semua adalah sampel dari instansi yang telah ditentukan. “Tidak, kami tidak melayani swasta maupun mandiri,” tegasnya.
BBVet Maros, Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros sebenarnya merupakan instansi vertikal di bawah Kementerian Pertanian, bukan Kemenkes. Hanya saja, fasilitas laboratorium yang mereka miliki ternyata juga dapat memeriksa sampel swab dengan metode PCR.
Sejak 20 Mei lalu, laboratorium BBVet ditugaskan memeriksa sampel swab Covid-19 yang berasal dari 3 kabupaten di Sulsel, yaitu Maros, Pangkep dan Barru.
Tidak seperti laboratorium rujukan lainnya, kapasitas pemeriksaan sampel swab di BBVet mungkin adalah yang terkecil. “Untuk sementara kami bisa sampai 50 (sampel),” kata Risman Mangidi, S.Sos, Kepala BBVet Maros, Minggu (07/06).
Terbatasnya kemampuan pemeriksaan BBVet bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan karena mereka juga memiliki tugas dan fungsi lain yang tidak kalah pentingnya.
“Kami juga ada tugas lainnya, yakni melakukan uji dari sampel hewan sebagai TUSI BBVet,” jelasnya.
Menurut Risman, jumlah rata-rata sampel yang masuk ke BBVet masih sedikit. “Setiap harinya kurang lebih antara 10 sampai 20 sampel, bahkan kadang juga dibawah 10 sampel yg masuk,” bebernya.
Hingga saat ini, laboratorium BBVet Maros telah memeriksa 299 sampel swab Covid-19. (*)