MAKASSAR||Legion-news.com Gaduh soal Pelaksana Tugas (Plt) RT-RW di kota Makassar terus menjadi perhatian berbagai kalangan. Ke gaduhan makin menjadi-jadi setelah beredar video di WhatsApp pernyataan Walikota Makassar Danny Pomanto atau DP soal rencana aksi demo para RT-RW se kota Makassar.
Akan hal tersebut mendapat perhatian dari Direktur Profetik Institute, Asratillah
Pasal nya, Apa yang dilakukan oleh DP, hanya mengundang kegaduhan publik saja. “Apalagi istilah-istilah yang digunakan dalam satamentnya kurang layak diucapkan oleh tokoh publik sekelas Walikota.”
Direktur Profetik Institute mengatakan, “Bukanya evaluasi terhadap perangkat RT-RW tidak bisa dilakukan, tapi saya rasa evaluasi masih bisa dilakukan dengan cara lebih objektif, bukan hanya berdasarkan pertimbangan politis jangka pendek,” ucap Asratillah saat dihubungi awak media
Kalau mau melakukan evaluasi terhadap kinerja, “maka yang dilibatkan adalah pihak-pihak yang memang kompeten, bukan malah mesin relawan yang dulu ikut memenangkan.”
Bagaimanapun kontestasi Walikota telah usai, “mari jadikan perangkat RT-RW ini sebagai instrumen jitu dalam melakukan pelayanan publik yang optimal, bukan malah memperlihatkan gelagat ingin dijadikan sebagai alat pelayan politik.”
DP selaku Walikota mesti paham dengan situasi psikologis warga Makassar, kita ini masih belum pulih betul akibat pandemi Covid-19, baik dari segi kesehatan maupun perekonomian.
“Yang ditunggu publik Makassar adalah langkah berani dan kemauan berbesar hati Walikota untuk merangkul semua untuk merecovery situasi pasca pandemi, bukan malah memperlihatkan gelagat mempeta konflikkan masyarakat tingkat bawah,” kata Asratillah
Walikota DP, masih belum terlambat memikirkan ulang keputusannya yang cukup terburu-buru untuk “merestart” perangkat RT-RW tutup Direktur Profetik Institute. (Let)