MAKASSAR||Legion-news.com Tak ada angin tiba tiba seorang oknum DPP Golkar Mustafa Raja membuat manuver. Ia menyebut DPD 1 Golkar Sulsel telah ditegur DPP, lantaran melakukan uji kelayakan bagi calon Ketua DPD ll Golkar.
Menyikapi manuver Mustafa Raja itu, kader dan pengurus Golkar Sulsel enggan menanggapi serius. Menurut mereka, manuver Mustafa itu sekadar cari panggung. “Dimaklumi saja, setelah dia gagal terpilih jadi anggota DPR Pemilu lalu, sekarang dia lagi persiapan nyaleg. Biar lebih dikenal harus cari panggung dulu,” kata Wakil Ketua Biro Pemuda DPD Golkar Sulsel, Hasry Jack SH.
Hanya saja, cara Mustafa Raja mencari perhatian kata Hasry, bisa jadi bahan tertawaan kader Golkar. “Jadinya lucu, dia menyebut Golkar Sulsel salah karena buat gerakan tambahan. Terus apa dia tidak salah tiba tiba klaim dirinya wakili DPP. Sejak kapan dia diberi mandat DPP untuk menegur Golkar Sulsel,” kata mantan aktifis ini.
Kader muda Golkar Sulsel ini minta agar oknum seperti Mustafa Raja bisa ditertibkan DPP Golkar agar tidak membuat kegaduhan dinana mana. “Ini bisa berbahaya. Saat kader lagi solid solidnya melakukan konsolidasi tiba tiba bikin gaduh, bisa merusak,” katanya.
Kecaman yang sama disampaikan Ketua AMPG Sulsel, Rahman Pina. “Pak Mustafa itu senior AMPG. Mesti jadi contoh yang baik. Jangan malah menjadi pemicu kekisruhan,” katanya.
Apalagi saat yang bersangkutan hadir di Makassar tidak dalam kapasitas sebagai utusan DPP. “Karena hadir sebagai Sekjen Bapera, mestinya bicaranya terkait Bapera. Tidak dalam kapasitas bicara Golkar,” terangnya.
Secara terpisah, Wakil Ketua Bidang Kajian Strategis DPD I Golkar Sulsel, Herman Heizer, juga membela kebijakan Taufan Pawe.
Herman menegaskan, jika Uji Kelayakan dan Kepatutan DPD I Golkar Sulsel kepada calon ketua DPD II merupakan metode pengenalan calon untuk mengetahui visi misinya. “Uji kelayakan ini bukan syarat mutlak atau bukan aturan organiasi partai Golkar.”
Herman menjelaskan, Golkar Sulsel dibawah kepemimpinan Taufan Pawe dengan menghadirkan paradigma baru, menginginkan ketua DPD II kedepannya memiliki jiwa militansi membersarkan Partai Golkar. Ketua tersebut harus mampu memenangkan setiap event politik. Salah satunya mengantarkan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto Presiden 2024.
“Didalam setiap uji kelayakan, Pak Ketua (Taufan Pawe) selalu sampaikan kepada calon, ini bukan syarat mutlak menjadi Ketua DPD II. Ini hanya sebuah inovasi yang kita lakukan untuk memastikan calon tersebut mampu memenangkan Partai Golkar pada semua ajang Pemilu. Terkhusus mengantarkan ketum (Arlangga) memenangkan Pilpres di 2024,” jelasnya.
Direktur Lembaga Survei Celebes Research Center (CRC) ini mengungkapkan, uji kelayakan ini selalu disosialiasikan kepada calon jika hal ini bukan syarat mutlak musda DPP II. Bahkan, para calon diberi kesempatan jika uji kelayakan tersebut memberatkan dan tidak ingin dilanjutkan.
“Justru mereka mengapresasi. Karena dilakukan secara profesional. Kita berikan puluhan pertanyaan untuk mengetahui kulitas dan kapasitas calon-calon ketua.
Melihat tantantangan kedepan, Golkar saat ini butuh leadership yang kuat,” ungkap Herman yang juga penelis uji kelayakan para calon ketua Golkar ini. (Let)