Sistem Pelayanan Kesehatan di RSUD Sultan Dg Radja Bulukumba, Bakal Berbasis Digital

Ilustrasi

BULUKUMBA||Legion-news.com Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja (RSUD HASDR) berbenah diri untuk menuju pelayanan rumah sakit yang berbasis digital.

Saat ini RSUD HASDR masih menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) secara parsial atau belum terintegrasi dalam sebuah bank data digital.

Pembukaan Pelatihan Pengembangan Sistem Digitalisasi, Manajemen RSUD Andi Sultan Daeng Radja, tersebut, turut hadir Ketua Komisi D DPRD Muh Bakti bersama anggota Andi Rantina Amin dan Syamsir Paro, serta para Kepala Puskesmas. Jumat, (26/3)

Bupati Bulukumba saat memberi sambutan, Pembukaan Pelatihan Pengembangan Sistem Digitalisasi, Manajemen RSUD Andi Sultan Daeng Radja. Jumat (26/3)

Bupati dalam penyampaian mengatakan, Digitalisasi fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit menjadi salah satu dari misi Pemerintah Daerah saat ini, guna meningkatkan kualitas dan layanan kesehatan masyarakat,

Advertisement

Untuk meningkatkan daya saing, Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja (RSUD HASDR) berbenah menuju pelayanan rumah sakit yang berbasis digital tutur Andi Utta.

Saat ini RSUD HASDR masih menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) secara parsial atau belum terintegrasi dalam sebuah bank data digital.

Pemerintah Kabupaten Bulukumba mendorong RSUD HASDR untuk menerapkan sistem digitalisasi rumah sakit secara menyeluruh

Dalam pelatihan Pengembangan Sistem Digitalisasi, Manajemen RSUD Andi Sultan Daeng Radja, menghadirkan Direktur Utama RS Haji Jakarta, dr. Wahyuningsih Attas sebagai narasumber

dr. Wahyuningsih Attas tidak datang sendiri ia membawa serta Tim IT dan Tim Laboratorium yang selama ini membantunya dalam mengemban amanah sebagai Direktur RSUP Fatmawati sebelum menjadi Direktur RS Haji Jakarta.

Dr. Wahyuningsih menyampaikan bahwa penting mendorong pelayanan rumah sakit secara digital, namun lebih penting juga Dinas Kesehatan tidak mengabaikan program promotif dan preventif.

“Jika digitalisasi diterapkan maka seluruh data realtime bisa diakses kapan saja. Ada big data dimana semua informasi terpusat dan mudah diakses, baik oleh pihak rumah sakit maupun pasien.”

Bila sistem digitalisasi kesehatan ini terbangun dalam rumah sakit, maka kita akan mendapatkan sister city baik skala antar kabupaten kota, nasional maupun internasional,” ungkap Direktur RS. Haji Jakarta ini. (**)

Advertisement