JAYAPURA||Legion-news.com Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Silas Papare Jayapura, Papua, Marsekal Pertama TNI-AU, Budhi Achmadi, berkesempatan mengunjungi tokoh Pepera yang tersisa dari total 1025 orang.
Pepera adalah Penentuan Pendapat Rakyat adalah pemilihan umum yang diadakan pada tanggal 2 Agustus 1969 untuk menentukan status daerah bagian barat Pulau Papua, antara milik Belanda atau Indonesia. 1.025 laki-laki dan perempuan yang diseleksi oleh militer Indonesia secara aklamasi memilih bergabung dengan Indonesia.
Marsekal Pertama Marsma TNI Budhi Achmadi, mengunjungi Ketua Barisan Merah Putih Papua, Tokoh Pepera, dan Ondofolo di Distrik Waena, Jayapura, Ramses Ohee. Minggu (31/1)
Terungkap dalam kunjungan Danlanud Silas Papare dengan Ondofolo di Distrik Waena, Ramses Ohee. Ayah beliau, Poreu Ohee, adalah Kepala Desa Sentani pada tahun 1927 atas penunjukan Sultan Tidore, sebagai bukti bahwa Papua sudah menjadi bagian dari kerajaan di Nusantara yaitu Tidore pada masa sebelum kemerdekaan,” kata Marsma TNI Budhi Achmadi. Minggu, dilansir dari link Papuabarat.com.
Dikutip dari Kompas.com Sabtu, 31 Oktober 2020. Tercetusnya ikrar Sumpah Pemuda, Kongres Pemuda II digelar di Gedung Katholieke Social Bond (KSB, Perhimpunan Sosial Katolik) pada Sabtu, 27 Oktober 1928. Gedung tersebut terletak di area Gereja Katedral, Jakarta. Di gedung tersebut, anggota KSB dan Katholieke Jongenlingen Bond (Perhimpunan Pemuda Katolik) berkumpul dan beraktivitas.
Dijelaskannya, saat Ramses kecil juga sering diceritakan bagaimana ayahnya mengaku ikut hadir dalam Sumpah Pemuda di Jakarta Tahun 1928 mewakili pemuda-pemuda Papua. Sayangnya era tersebut masih belum ada teknologi kamera untuk mengabadikan momen dengan mudah seperti sekarang. Sehingga cerita bahwa ada pemuda Papua bernama Poreu Ohee ikut Sumpah Pemuda hanya menjadi cerita turun temurun dalam keluarga Ohee di Sentani.
“Kunjungan ini sangat bermakna untuk mendengar cerita tentang Papua di era pra kemerdekaan RI, dimana beliau lahir di tahun 1931, dan kunjungan ini untuk memberikan perhatian dan rasa hormat kepada sesepuh yang telah ikut merawat NKRI di Papua. Beliau adalah sedikit tokoh Pepera yang tersisa dari total 1025 orang yang dulu memilih NKRI,” tegas Marsma TNI Budhi Achmadi. (**)