JAKARTA||Legion-news.com Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menghadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta. Senin (25/1)
Dalam kesempatan tersebut Presiden menugaskan kepala BKKBN agar menargetkan penurunan angka stunting atau kondisi gagal pertumbuhan pada anak hingga mencapai kisaran 14 persen pada tahun 2024.
“Bapak Presiden telah memberikan arahan kepada kami bahwa sampai tahun 2024 nanti angka stunting di Indonesia ditargetkan akan turun mendekati angka 14 persen,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (25/01/2021) siang.
Dalam upaya tersebut, Presiden telah menunjuk BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) sebagai ketua pelaksana untuk percepatan penurunan stunting. Menanggapi hal itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan persnya bersama Menko PMK, menyampaikan bahwa pihaknya akan menyiapkan struktur dan program kerja untuk menjalankan perintah Presiden tersebut
“Saya sebagai Kepala BKKBN tentu menerima amanat ini dan tentu dengan niat dan tekad yang kuat. Tugas yang tidak ringan bagi kami, kami harus menyiapkan struktur di BKKBN dan juga program kerja di BKKBN,” ujarnya. Diungkapkan Hasto, dalam Rapat Terbatas, Presiden menginstruksikan BKKBN untuk membenahi manajemen program penurunan stunting yang ada.
“Anggaran sudah jelas, pemetaan sudah jelas, maka yang belum begitu optimal adalah manajemennya. Arahan Bapak Presiden pada kami, tentunya harus meningkatkan kualitas manajemen ini. Oleh karena itu, perencanaan untuk penurunan stunting ini harus kami lakukan dengan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan, upaya pencapaian target 14 persen tersebut merupakan tantangan yang besar, mengingat selama lima tahun terakhir penurunan angka stunting di Indonesia masih berada di angka 1,6 persen per tahun.
“Target dari Bapak Presiden seperti disampaikan Pak Menko 14 persen, maka kami harus menaikkan percepatan itu menjadi 2,7 persen per tahun,” ujarnya. Hasto mengatakan, dengan prevalensi stunting sebesar 27,6 persen di tahun 2019, maka dengan perkiraan 20 juta bayi akan lahir dalam empat tahun ke depan, maka diperkirakan sekitar 7,2 juta dari mereka akan mengalami stunting.
Untuk mencapai target prevalensi stunting 14 persen, imbuhnya, jumlah tersebut harus ditekan hingga mencapai sekitar 3,4 juta anak. “Itu tugas yang saya sampaikan cukup menantang, sehingga kami harus memetakan itu dan setiap tahun tidak boleh ada stunting baru sebanyak 680 ribu. Harus di bawah itu, tanpa di bawah itu, maka capaian 14 persen itu akan sulit,” pungkasnya.(**)