18 ABK Hilang di Samudera Hindia, Natalius: Pemerintahan Jokowi Seakan Tutup Mata

Natalius Pigai Mantan Komisioner Komnas HAM

LEGION-NEWS, Sorotan – Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi dianggap tutup mata ataupun menyembunyikan insiden yang menimpa KM Bali Permain 169 dengan 18 Anak Buah Kapal (ABK).

Beberapa pihak menanyakan langkah pemerintah atas peristiwa tersut. Ada Apa Dengan Basarnas, Kementerian Kelautan, Perhubungan, dan Menkomarves dengan Perusahan?

Penggiat HAM Natalius Pigai meneriman laporan dari pihak keluarga korban

Diketahui KM Bali Permai mengalami lost contact dari sistem monitor (VMS) sejak tanggal 30 Juli 2021 di lokasi operasi penangkapan Ikan Samudera Hindia dengan Radial 210 dan jarak 1.471 Nm dari Kansar Denpasar.

Advertisement

KM Bali Permai Bersama 18 ABK tersebut sampai saat ini masih belum ditemukan.

Namun demikian baik pihak Perusahan, Basarnas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perikanan dan Kelautan belum sampaikan peristiwa besar tersebut kepada rakyat Indonesia.

Bahkan pihak keluarga korban juga belum pernah dihubungi, sampai surat dari pihak Perusahan baru tiba tanggal 4 September 2021.

“Ada 2 kemungkinan yang terjadi pada kapal Kapal naas tersebut, Tenggelam atau kemungkinan Kapal Terombang-ambing di Samudera Hindia,” ujar Natalius Pigai dalam rilis-Nya diterima awak media. Minggu, (5/9)

“Apabila kemungkinan ke 2 maka dapat diduga ABK masih bisa hidup karena persediaan makanan yang dibawah untuk kebutuhan 3 bulan terhitung sejak 12 Juli 2021 sampai 12 Nopember 2021,” tulis dia.

“Jika upaya pencarian dilakukan secara masif dan diumumkan ke publik maka berpotensi bisa diselamatkan,” kata mantan komisioner KomnasHAM. Minggu

“Pemerintah dan pihak perusahan terkesan menyembunyikan dan mendiamkan peristiwa ini,” kesal Natalius

Berbeda dengan peristiwa serupa selama ini, dimana Basarnas dan Pemerintah mengumumkan ke publik dan mobilisasi secara masal bagi upaya pencarian.

Natalius mengungkapkan, Pihak keluarga korban belum pernah dihubungi. Surat dari pihak Perusahan baru tiba tanggal 4 September 2021 satu bulan setelah Kapal dinyatakan lost contact.

Sebagai pembela kemanusiaan, Kami minta penjelasan terbuka ke rakyat Indonesia, mengapa Pemerintah dan Perusahan terkesan menyembunyikan peristiwa besar yang menimba 18 Warga Negara Indoneia dan Kapalnya.

Kami minta penjelasan secara terbuka dari Pemerintahan Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin antara lain;

1. Mengapa Peristiwa Besar tersebut tidak diumumkan oleh Pemerintah agar mendapat perhatian publik.

2. Mengapa Rakyat Indonesia tidak pernah mengentahui mobilisasi sumber daya penyelematan atau pencarian?

3. Mengapa satu media cetak, elektronik atau bahkan running text di televisi saja tidak pernah ada?

4. Mengapa kepada keluarga korban baru disampaikan pada tanggal 4 September 2021 yakni 1 bulan setelah Kapal tersebut dinyatakan lost contact.

5. Mengapa Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menkomarves tidak melakukan upaya koordinasi padahal Deputi Bidang koordinasi Kelautan dan Maritim sudah mengetahui peristiwa tersebut?

6. Apa yang terjadi antara pihak perusahan dan Basarnas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan? (Rilis)

Advertisement